Lihat ke Halaman Asli

Disiplin Diri, Kunci Meraih Kesuksesan Akademik Mahasiswa di Era Digital

Diperbarui: 10 Oktober 2024   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak mahasiswa di era modern mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studi mereka tepat waktu, dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari beban akademik yang berat hingga tantangan pribadi sehari-hari, namun salah satu faktor paling mendasar adalah kurangnya disiplin diri. Di era digital yang serba canggih, dengan kemudahan akses informasi dan hiburan, distraksi menjadi semakin besar, seperti media sosial, streaming video, dan berbagai bentuk konten digital yang sering mengalihkan perhatian mahasiswa dari tujuan akademiknya. Disiplin diri merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam studi, terutama di tengah berbagai distraksi yang dihadirkan oleh teknologi. 

Disiplin diri membantu mahasiswa tetap fokus pada prioritas, mengelola waktu secara efektif, dan membangun kebiasaan belajar yang konsisten. Tanpa disiplin, mudah bagi mahasiswa tergoda menunda pekerjaan, menumpuk tugas, dan akhirnya mengalami kesulitan menyelesaikan pendidikan sesuai jadwal. Artikel ini bertujuan mendorong mahasiswa memahami pentingnya disiplin diri dalam mencapai kesuksesan akademik dan memberikan strategi praktis yang dapat diterapkan untuk mengembangkan disiplin diri, sehingga mereka dapat menyelesaikan studi tepat waktu, atau bahkan lebih cepat, dengan hasil yang memuaskan.

Era Digital dan Tantangan bagi Mahasiswa

Di era digital ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan besar berupa distraksi ('hal yang menarik perhatian') dari media sosial, internet, dan berbagai bentuk hiburan digital. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sering menarik perhatian mahasiswa dan menyita waktu yang seharusnya dialokasikan untuk belajar. Menurut Cal Newport dalam Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World (2016), kemampuan fokus pada pekerjaan mendalam telah menjadi keterampilan yang langka, namun sangat berharga di era digital. Newport menyatakan bahwa media sosial dan interaksi online dapat menghambat kemampuan seseorang terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi penuh.

Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering menggunakan media sosial cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah. Junco dalam The Relationship between Frequency of Facebook Use, Participation in Facebook Activities, and Student Engagement (2012) menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan mengakibatkan penurunan performa akademik dan kemampuan fokus. Dengan terus-menerus berpindah antara aktivitas akademik dan media sosial, mahasiswa kehilangan kemampuan memasuki kondisi fokus mendalam yang penting bagi pembelajaran yang efektif.

Kebiasaan menunda pekerjaan (procrastination) juga merupakan tantangan besar yang dihadapi mahasiswa di era digital. Akses yang mudah ke hiburan online membuat mahasiswa lebih cenderung menunda tugas akademik. Menurut Piers Steel dalam The Procrastination Equation: How to Stop Putting Things Off and Start Getting Stuff Done (2011), penundaan sering didorong oleh preferensi untuk mendapatkan kesenangan jangka pendek daripada manfaat jangka panjang. Steel menegaskan bahwa dalam lingkungan yang penuh gangguan, seperti internet, kebiasaan menunda menjadi semakin lazim.

Dampak buruk dari kebiasaan menunda meliputi penurunan kualitas pekerjaan, peningkatan stres, dan keterlambatan dalam penyelesaian studi. Penelitian oleh Tice dan Baumeister, yang dipublikasikan dalam artikel Longitudinal Study of Procrastination, Performance, Stress, and Health: The Costs and Benefits of Dawdling (1997), menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering menunda-nunda tugas mengalami lebih banyak tekanan dan hasil akademik yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang mengerjakan tugas tepat waktu. Penundaan sering menghasilkan beban pekerjaan yang menumpuk, membuat mahasiswa merasa kewalahan dan kehilangan motivasi untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Disiplin Diri sebagai Kunci Keberhasilan

Disiplin diri adalah kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, tetap fokus pada tujuan yang diinginkan, dan melakukan apa yang diperlukan meskipun menghadapi godaan atau gangguan. Roy Baumeister dalam Willpower: Rediscovering the Greatest Human Strength (2011), menyatakan bahwa disiplin diri adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang akademik. Menurut Baumeister, disiplin diri berperan penting dalam membantu seseorang bertahan dari godaan jangka pendek yang dapat menghalangi pencapaian tujuan jangka panjang.

Dalam konteks akademik, disiplin diri membantu mahasiswa untuk tetap konsisten dalam belajar, mengerjakan tugas tepat waktu, dan menghindari penundaan. Angela Duckworth dalam Grit: The Power of Passion and Perseverance (2016), menekankan pentingnya disiplin diri dan ketekunan untuk meraih kesuksesan. Duckworth berpendapat bahwa kecerdasan bukan satu-satunya penentu keberhasilan akademik, melainkan kemampuan untuk tetap konsisten dalam mencapai tujuan, yang merupakan inti dari disiplin diri.

Disiplin diri memiliki banyak manfaat dalam kehidupan akademik, salah satunya adalah peningkatan produktivitas. Mahasiswa yang memiliki disiplin diri yang baik cenderung dapat mengelola waktu dengan lebih efektif, sehingga dapat menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu yang sama. Brian Tracy, dalam No Excuses!: The Power of Self-Discipline (2010), menjelaskan bahwa disiplin diri adalah fondasi dari produktivitas. Dengan menerapkan disiplin diri, seseorang dapat menetapkan prioritas dan fokus pada tugas yang paling penting terlebih dahulu, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil yang dicapai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline