Lihat ke Halaman Asli

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam: Episode 09-10

Diperbarui: 20 September 2024   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Episode 09: Pertanyaan tentang Pertanian

Pesta Adat Dambu telah membangkitkan serangkaian pertanyaan dalam benak Josefa tentang pertanian tradisional di kampung Tabonji. Saat matahari terbenam dan kehangatan hari mulai mereda, Josefa masih terdiam dalam kekagumannya terhadap keajaiban tanaman Dambu yang dipamerkan di pesta itu. Namun, di balik keindahan itu, ada kerumitan yang mendorongnya untuk menggali lebih dalam.

Josefa terus bertanya-tanya, bagaimana penduduk kampung mampu menghasilkan ubi-ubi begitu besar tanpa bergantung pada teknologi modern seperti pupuk kimia atau sistem irigasi canggih? Apakah mereka memiliki pengetahuan khusus atau hanya mengandalkan keberuntungan?

"Tante Marta," tanya Josefa kepada seorang wanita tua yang duduk di sebelahnya, "bagaimana bisa ubi-ubi di sini tumbuh begitu besar? Apakah ada rahasia khusus?"

Tante Marta tersenyum lembut. "Nak, rahasianya ada pada cara kami merawat tanah dan tanaman. Kami tidak menggunakan pupuk kimia, hanya bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita."

Josefa mengangguk, tertarik. "Apa saja bahan-bahan alami itu, Tante?"

"Banyak sekali, Josefa," jawab Tante Marta. "Kami menggunakan abu bakaran, sisa-sisa tumbuhan, dan kotoran hewan sebagai pupuk. Kami juga punya cara khusus dalam memilih bibit dan menanamnya di waktu yang tepat sesuai siklus alam."

Pertanyaan-pertanyaan ini memantik rasa ingin tahu dan semangat penelitian Josefa. Ia mengingat betapa pentingnya tanaman Dambu bagi kehidupan sehari-hari di kampung halamannya. Tanaman ini tidak hanya menjadi sumber pangan utama, tetapi juga bagian integral dari budaya dan identitas Marind Anim.

Selama bertahun-tahun, Josefa telah melihat bagaimana pertanian di kampungnya sering kali mengandalkan pengetahuan turun-temurun dan pengalaman praktis yang diperoleh dari generasi sebelumnya. Namun, di zaman yang semakin modern, pertanyaannya adalah apakah metode tradisional ini masih relevan dan dapat dipertahankan?

"Tapi, Tante Marta," Josefa melanjutkan, "apakah cara-cara ini masih relevan di zaman sekarang? Bukankah kita perlu teknologi modern untuk meningkatkan hasil panen?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline