Lihat ke Halaman Asli

Membaca untuk Menulis, Menulis untuk Membaca

Diperbarui: 15 Agustus 2024   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Literasi adalah fondasi penting dalam kehidupan sehari-hari, mencakup keterampilan membaca dan menulis yang saling terkait. Membaca memperkaya kosakata dan meningkatkan pemahaman, sementara menulis mendorong individu untuk membaca lebih banyak guna memperbaiki kualitas tulisan. 

Di era informasi yang berkembang, literasi menjadi sangat penting untuk menyerap informasi dan mengomunikasikan ide secara efektif. Keterampilan ini merupakan penentu kesuksesan dalam dunia kerja, pendidikan, dan kehidupan sosial. Pertanyaan mengenai hubungan antara membaca dan menulis menekankan pentingnya literasi sebagai keterampilan yang saling mendukung untuk mencapai keberhasilan.

Membaca sebagai Fondasi Menulis

Membaca merupakan fondasi penting dalam menulis. Melalui aktivitas ini, seseorang dapat memperluas perbendaharaan kata, memahami struktur kalimat, dan mengembangkan ide-ide kreatif. Berikut, beberapa aspek utama membaca yang berperan sebagai dasar dalam kemampuan menulis.

Perluasan perbendaharaan kata: Membaca secara aktif memperkaya kosakata dan gaya bahasa seseorang. Ketika kita membaca berbagai jenis teks, seperti fiksi, non-fiksi, artikel, atau jurnal ilmiah, kita terpapar pada beragam pilihan kata dan ekspresi yang digunakan oleh penulis. 

Kosakata yang lebih luas memungkinkan penulis untuk menyampaikan ide dengan lebih jelas dan efektif, serta memberikan variasi dalam gaya penulisan. Menurut Steven Pinker (2014), dalam The Sense of Style: The Thinking Person's Guide to Writing in the 21st Century, membaca adalah cara terbaik mempersiapkan diri untuk menulis, karena membaca akan menambah perbendaharaan kata dan frasa, mengenalkan kita pada berbagai struktur yang membuat kalimat menjadi lebih baik, dan membuat kita mengenal idiom dan konvensi budaya kita.

Pemahaman struktur kalimat: Membaca berbagai jenis teks membantu memahami struktur kalimat yang efektif. Melalui pembacaan, penulis dapat mengamati bagaimana penulis lain menyusun kalimat, mengatur alur narasi, dan menciptakan transisi antar ide. Ini adalah proses belajar secara implisit, sehingga penulis dapat menangkap pola-pola tertentu dan menerapkannya dalam tulisannya sendiri. Menurut John Gardner (1991), dalam The Art of Fiction: Notes on Craft for Young Writers, dengan membaca secara seksama, penulis dapat mempelajari bagaimana kalimat dibangun dengan berbagai cara, bagaimana paragraf dibuat, dan bagaimana koherensi secara keseluruhan dipertahankan dalam sebuah tulisan.

Pengembangan ide: Membaca juga memicu pemikiran kritis dan kreatif, memberikan penulis ide-ide baru yang bisa diolah menjadi tulisan. Membaca memperluas wawasan dan memberikan perspektif baru yang dapat menjadi inspirasi bagi penulis. 

Dengan membaca, penulis dapat mengidentifikasi tema, topik, dan sudut pandang yang menarik, serta belajar bagaimana penulis lain mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah karya. Menurut Ralph Fletcher (1996), dalam Breathing In, Breathing Out: Keeping a Writer's Notebook, membaca mengisi sumur imajinasi, menyediakan bahan baku untuk menulis. Melalui membaca, kita menyehatkan pikiran kita dengan ide, gambaran, dan inspirasi yang dapat diubah menjadi tulisan orisinal.

Menulis sebagai Penguat Membaca

Menulis bukan hanya hasil dari proses membaca, tetapi juga alat yang sangat efektif untuk memperkuat kemampuan membaca. Dengan menulis, pembaca dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam, mengasah keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan konsentrasi saat membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline