Lihat ke Halaman Asli

Lansia: Tetap Produktif dan Berkontribusi di Usia Senja

Diperbarui: 27 Juli 2024   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat sering memiliki stigma negatif terhadap orang lanjut usia (lansia). Mereka dianggap sebagai individu yang sudah tidak produktif, lemah, dan menjadi beban bagi keluarga. Pandangan ini keliru dan perlu diubah. Faktanya, banyak lansia yang masih memiliki semangat, kemampuan, dan pengalaman berharga yang dapat dibagikan kepada orang lain. Mereka masih mampu berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Kitab Suci menyatakan, "Pada masa tua pun mereka masih berbuah" (Mzm 92:15).

Dalam rangka peringatan Hari Kakek, Nenek, dan Lansia Sedunia IV: 28 Juli 2024, Paus Fransiskus menegaskan bahwa memperhatikan kakek, nenek, dan lansia bukan sekadar mengungkapkan tanda terima kasih, tetapi juga menerima tanggung jawab untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan penuh persaudaraan. Melalui artikel ini, kita berani melihat lansia dengan sudut pandang yang lebih positif dan terbuka. Kita dapat belajar dari pengalaman dan kebijaksanaan mereka, serta bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan ramah lansia.

Menggali Pengalaman dan Kebijaksanaan

Peran lansia sebagai sumber kebijaksanaan dan pengalaman hidup. Selama puluhan tahun, mereka telah melewati berbagai macam situasi dan tantangan yang telah mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Kebijaksanaan yang dimiliki oleh para lansia mencakup pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral, etika, dan hubungan antarmanusia. Mereka dapat menjadi sumber nasihat yang tak ternilai, memberikan panduan berdasarkan pengalaman hidup yang telah teruji oleh waktu. Menurut Laura Carstensen (2009), dalam A Long Bright Future, orang lanjut usia cenderung memiliki pandangan yang lebih seimbang dan bijaksana tentang hidup, yang berasal dari pengalaman panjang mereka menghadapi berbagai situasi. Paus Fransiskus, dalam Fratelli Tutti (2020), menyatakan bahwa pengalaman hidup yang kaya dan kebijaksanaan lansia merupakan aset berharga bagi masyarakat dan seharusnya diakui serta dihargai oleh semua generasi.

Contoh kontribusi kebijaksanaan lansia dalam kehidupan sehari-hari. Kebijaksanaan lansia sering terlihat dalam cara memberikan nasihat dan bimbingan kepada generasi yang lebih muda. Misalnya, dalam keluarga, seorang kakek atau nenek menjadi sosok yang memberikan panduan dan mendukung cucu-cucunya dalam mengambil keputusan penting. Mereka tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai dan tradisi yang memperkaya kehidupan keluarga. Para lansia juga berperan sebagai mentor atau konsultan. Banyak organisasi dan komunitas yang mengakui nilai dari pengalaman lansia dan melibatkan mereka dalam program-program bimbingan. Selain itu, pengalaman dan kebijaksanaan lansia sangat berharga di bidang pekerjaan. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pengetahuan lansia untuk melatih karyawan yang lebih muda, meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja. Paus Yohanes Paulus II, dalam  Centesimus Annus (1991), menegaskan bahwa kontribusi lansia adalah bagian integral dari kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Pentingnya mendengarkan dan mempelajari kearifan lokal dari lansia. Kearifan lokal adalah salah satu warisan budaya yang paling berharga, dan para lansia sering menjadi penjaga utamanya. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang tradisi, adat istiadat, dan cara-cara hidup yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Mendengarkan dan mempelajari kearifan lokal dari lansia tidak hanya penting untuk pelestarian budaya, tetapi juga untuk menghadapi tantangan modern. Misalnya, dalam hal pertanian berkelanjutan, teknik-teknik tradisional yang diajarkan oleh para lansia dapat membantu dalam menjaga kesuburan tanah dan keberagaman hayati. Di banyak komunitas adat, para tetua memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam, karena mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang lingkungan mereka. Menghargai dan mempelajari kearifan lokal dari lansia juga berarti menjaga identitas dan warisan budaya kita. Ini adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan tradisi yang berharga tidak hilang di tengah arus modernisasi yang cepat. Paus Fransiskus, dalam Laudato Si' (2015) juga menekankan pentingnya menghormati dan melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas manusia. Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman lansia dalam menjaga keberlanjutan alam dan budaya.

Kontribusi dalam Berbagai Bidang

Peran lansia dalam dunia kerja, bisnis, dan kewirausahaan. Orang lanjut usia sering dipandang sebelah mata dalam dunia kerja, padahal mereka memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi dalam bidang ekonomi.  Lansia membawa pengalaman yang kaya, keterampilan yang terasah, dan kebijaksanaan yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja. Banyak lansia yang terlibat dalam bisnis dan kewirausahaan.  Mereka sering memanfaatkan pengalaman dan jaringan yang telah dibangun selama bertahun-tahun untuk memulai usaha baru atau mendukung pengembangan bisnis yang sudah ada. Paus Fransiskus (2015)  menekankan pentingnya peran setiap individu dalam menjaga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Lansia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dengan menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan dan etis, serta membimbing generasi muda untuk mengikuti jejak yang sama.

Peran lansia dalam komunitas dan keluarga. Dalam bidang sosial, orang lanjut usia memainkan peran yang sangat penting baik dalam keluarga maupun komunitas. Mereka sering menjadi pengasuh cucu, memberikan dukungan emosional dan fisik kepada anggota keluarga yang lebih muda. Dalam komunitas, lansia sering terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan sukarela. Mereka mungkin bergabung dengan organisasi lokal, kelompok agama, atau kegiatan amal yang bertujuan untuk memperkuat ikatan komunitas dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Paus Fransiskus (2020), menyoroti pentingnya persaudaraan dan persatuan di antara semua manusia. Lansia dapat menjadi pilar yang menghubungkan berbagai generasi, mempromosikan solidaritas, dan membangun jembatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

Pelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya oleh lansia. Orang lanjut usia sering menjadi penjaga tradisi dan nilai-nilai budaya yang berharga. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang adat istiadat, bahasa, dan praktik budaya yang mungkin tidak lagi diingat oleh generasi muda. Melalui cerita, seni, dan upacara, mereka meneruskan warisan budaya kepada anak cucu mereka. Paus Yohanes Paulus II (1991), menekankan pentingnya menghormati dan melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas manusia. Lansia, dengan peran mereka sebagai penjaga tradisi, memainkan peran kunci dalam menjaga keberlanjutan budaya dan mendorong penghargaan terhadap keragaman budaya.

Memperkuat Dukungan dan Pemberdayaan Lansia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline