Pembelajaran bahasa di sekolah telah mengalami perkembangan pesat, terutama dengan adopsi pendekatan komunikatif yang didasarkan pada kajian sosiolinguistik. Dua aspek penting dalam pembelajaran bahasa adalah kemampuan gramatikal dan komunikatif. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa membutuhkan peran ilmu sosiolinguistik. Dalam pembelajaran bahasa, apakah kedua kemampuan tersebut diterapkan secara integral? Artikel ini berusaha menelusuri pendekatan komunikatif, dengan mempertimbangkan kemampuan gramatikal dan komunikatif, serta implikasinya dalam konteks pembelajaran bahasa di sekolah.
Peran Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa
Sosiolinguistik adalah salah satu kajian eksternal bahasa, yang mempertimbangkan dimensi sosial kemasyarakatan. Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan penggunaan bahasa di dalam masyarakat. Menurut Gereda (2017) dalam Tema-Tema Sosiolinguistik, pengertian tersebut menunjukkan bahwa sosiolinguistik meliputi tiga aspek penting, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat.
Mengapa sosiolinguistik berperan dalam pembelajaran bahasa di sekolah? Peserta didik bersama para guru merupakan sebuah kelompok masyarakat, yang disebut 'masyarakat sekolah'. Salah satu kontribusi utama sosiolinguistik ialah kebermaknaan bahasa, yang tidak dapat dilepaskan dari masalah-masalah sosial budaya, tempat berlangsungnya pembelajaran bahasa di sekolah.
Sosiolinguistik memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pembelajaran bahasa, terutama melalui pendekatan komunikatif. Melalui pemahaman tentang variasi bahasa dan konteks sosial penggunaan bahasa, pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikatif mereka lebih efektif.
Menurut Spolsky (1995) dalam Measure Words: The Development of Objective Language Testing, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa didasarkan pada pemahaman, bahwa bahasa digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Tujuan utama pembelajaran bahasa adalah memungkinkan siswa menjadi peserta komunikasi yang kompeten dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
Sosiolinguistik memberikan landasan teoretis yang kuat untuk pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang mengintegrasikan pengajaran tata bahasa, dengan mengembangkan kemampuan komunikatif siswa. Hal ini membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar bahasa dengan cara yang lebih alami dan bermakna.
Dalam konteks pembelajaran bahasa, pendekatan komunikatif yang didasarkan pada kajian sosiolinguistik memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan gramatikal, sambil memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan bahasa dalam konteks sosial yang beragam. Hal ini mempersiapkan mereka untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dan percaya diri dalam situasi komunikatif yang nyata.
Mengenal Konsep Kemampuan Gramatikal dan Komunikatif
Kemampuan gramatikal merujuk pada pemahaman dan penguasaan terhadap struktur dan aturan gramatikal dalam sebuah bahasa. Hal ini meliputi pemahaman tentang tata bahasa, kosakata, dan sintaksis yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menghasilkan kalimat yang sesuai secara gramatikal.
Menurut Saville-Troike (2006), kemampuan gramatikal adalah bagian dari kompetensi linguistik, yang merupakan salah satu komponen kompetensi bahasa. Dijelaskan bahwa kemampuan gramatikal melibatkan pemahaman terhadap struktur bahasa, termasuk tata bahasa dan aturan morfologis.