Kemampuan literasi sangat dibutuhkan dalam era informasi digital sekarang ini. Pengembangan Literasi pada tingkat personal, guru, peserta didik sangat strategis dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan masing-masing.
Selama sehari, para calon kepala Sekolah dari 14 Yayasan Katolik berkumpul dalam pelatihan calon kepala sekolah dan staf, menerima pelatihan dari bapak ST. Kartono, pendidik dari SMA De Brito Yogyakarta. Mereka diajak untuk merefleksikan bagaimana literasi telah dikembangkan dalam kehidupan dan tugas sehari-hari.
Pengembangan Literasi pada tingkat personal, sebagai pendidik harus dilaksanakan. Kebiasaan untuk membaca harus menjadi kebiasaan bagi para pendidik sebelum mereka meminta peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Pengembangan ketrampilan literasi untuk peserta didik perlu dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan.
Pengembangan literasi secara klasikal perlu dilaksanakan dalam kelas-kelas bahasa maupun kelas-kelas yang lain. Mulailah dengan membaca artikel yang bermutu namun tidak membebani peserta didik dengan hal-hal yang berat. Proses membaca mesti dimulai dengan hal-hal yang menyenangkan. Jika membaca sebuah artikel, tanyakan apa yang menarik bagimu dalam artikel tersebut? Mengapa menarik bagimu. Setelah hal yang menyenangkan barulah dibimbing untuk menemukan hal yang lebih serius seperti pesan moral dan sebagaimnya. Contoh lainnya dapat diberikan artikel cerpen. Para siswa diminta untuk menyerap informasi dan menyusun sebuah percakapan sesuai dengan tema tersebut, dan mempresentasikannya. Ini cocok untuk peserta didik kelas SMA.
Pada tingkat pendidikan dasar literasi dapat dilaksanakan dengan menekankan pada ketrampilan literasi dasar. Ketrampilan tersebut adalah ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis. Pada kelas kecil kegiatan mendengarkan cerita sangat disarankan, membaca dan menceritakan gambar.
Demikian ketrampilan tersebut terus menerus dikembangkan sampai mereka menjadi mampu untuk membaca buku secara mandiri dan akhirnya menjadi kutu buku abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H