Ketika harus memilih perguruan tinggi yang dapat mengembangkan minat dan bakat serta pengetahuan seorang anak selepas tingkat SMA atau SMK atau sederajat memang membutuhkan tenaga yang ekstra keras.
Saat masih duduk di kelas terakhir tingkat SMA atau sederajat masih harus memikirkan ujian sekolah untuk menentukan kelulusannya dan memikirkan mau melanjutkan kemana. Bahkan masih duduk di kelas IX sudah ada yang ikut tes dalam bentuk beasiswa dari perusahaan tertentu.
Sekolah-sekolah banyak dikunjungi oleh perguruan tinggi swasta yang sedang melakukan promosi untuk mencari calon mahasiswa dengan program-program tertentu. Jika perguruan tinggi negeri mantap menunggu calon mahasiswa datang dengan tes bersama seluruh Indonesia maka sangat berbeda perguruan tinggi swasta.
Terkadang ada calon mahasiswa yang sudah diterima di salah satu perguruan tinggi swasta dengan membayar uang muka akan melepasnya untuk memilih perguruan tinggi negeri yang menerimanya. Jika pada saatnya tidak tidak di terima di perguruan tinggi negeri tersebut masih harus ikut ujian perguruan tinggi yang memiliki ikatan dinas,.seperti ikatan dinas pada sekolah tinggi atau politeknik yang dimiliki kementerian.
Setelah diterima di salah satu perguruan tinggi atau sekolah tinggi ataupun ikut program sekolah kedinasan maka sebagai orang tua juga harus ikut repot mendampingi putra atau putri nya dalam mempersiapkan keperluan awal perkuliahan. Bahkan tak jarang ditemukan calon mahasiswa yang cuek dengan persiapan mengawali perkuliahannya, maka orang tua harus ikut mempersiapkannya, jadi orang tua serasa mau kuliah kembali.
Bagaimana jika diterima di luar jauh dari tempat tinggal? Maka semua itu dilakukan dengan ekstra keras belum lagi harus menghantar sang anak dan mengurus tempat tinggal.
Sebagai orang tua pasti ada kekhawatiran sebagai orang tua jika anak harus tinggal di tempat kost dan ada juga orang tua mencarikan asrama supaya lebih terpantau kegiatan sang anak selama masa pendidikannya.
Berbeda dengan sekolah-sekolah kedinasan yang menyediakan asrama bagi calon mahasiswa maka orang tua hanya menghantar anak sebelum masuk asrama dan sesudahnya diserahkan kepada pengelola asrama.
Orang tua yang menghantar anaknya ke asrama atau kost maka orang tua bisa lalu pulang melanjutkan rutinitas untuk bekerja kembali. Atau bisa juga masih ada waktu untuk berjalan-jalan alias healing dulu ke tempat-tempat tertentu selama masih ada waktu, mungkin juga bisa berkunjung ke sanak saudara.
Selamat berjuang untuk calon mahasiswa yang akan memulai kuliah baik di tempat tinggal atau harus jauh dari orang tua. Jangan pikirkan program pemerintah yang saat ini sedang ramai, "tidak ada skripsi". Jalankan saja kuliah, disiplin diri maka semuanya bisa teratasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H