Selalu ada makna di setiap pengalaman, selalu ada peluang di balik setiap kesulitan. Hal ini sepertinya cocok untuk kita pikirkan dan kita yakini di masa pandemi ini. Pandemi beserta kesulitannya boleh terus berlanjut, tetapi optimisme hidup juga harus selalu kita jaga. Salah satu caranya adalah terus belajar meningkatkan ketrampilan hidup (life skills) kita agar mampu beradaptasi dan bertahan.
Salah satu peluang terbaik di masa pandemi ini adalah belajar tentang dunia digital, yang ke depannya memang akan menjadi bahasa yang wajib kita miliki. Dicoding dan AWS (Amazon Web Services ) Cloud berbaik hati menyediakan fasilitas ini, dengan menyelenggarakan program: Beasiswa Menjadi Cloud dan Back-End Developer.
Mengapa kita harus mempelajari cloud dan back-end developer ini sih?
Banyak sekali manfaatnya. Back-End Developer adalah salah satu profesi yang paling meroket perkembanganya di Indonesia (LinkedIn 2020 Emerging Jobs Report Indonesia). Profesi ini jadi incaran di kalangan industri IT dan layanannya, perangkat lunak, internet hingga layanan keuangan. Secara job-desk, developer di bidang ini bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan yang tak terlihat oleh pengguna web, seperti bagaimana data disimpan, diolah, serta ditransaksikan secara aman.
Sedemikian krusial dan dicarinya peran Back-End Developer, namun jumlah programmer yang sangat ahli di bidang ini, sangat terbatas. Sebabnya, prinsip pembelajaran programming di sekolah formal memang didesain untuk menyajikan ragam pilihan belajar. Siswa diharapkan memilih dan mendalami sendiri spesialisasi yang diinginkannya, termasuk dalam hal ini tema Back-End Developer. Faktanya, terdapat 400.000 pembelajar-lulusan IT setiap tahunnya serta ribuan pendidik di bidang IT yang berpotensi mengisi dan memajukan profesi Back-End Developer di tanah air.
Apakah life skills di atas hanya diperlukan dan penting bagi yang berkecimpung dalam dunia IT? Tentu tidak. Life skills tentang cloud dan pemrograman ini sangat penting dikuasai, minimal dipahami oleh siapapun, di bidang karir apapun. Maka sangat sayang kalau dilewatkan beasiswa senilai 9 juta ini. Lalu bagaimana proses pembelajaran program beasiswa ini? Ternyata sangat sesuai dengan kondisi kita di masa pandemi ini. Proses belajar dirancang agar fleksibel dengan kesibukan kita masing-masing dan berlangsung secara daring. Di akhir pembelajaran, selain upgrade life skills, kita juga akan mendapatkan sertifikat resmi yang diakui oleh perusahaan-perusahaan. Batas waktu pendaftarannya sendiri akan berakhir di tanggal 31 Agustus 2021. Program beasiswa ini bisa dimanfaatkan oleh siapapun. Bagi yang tertarik dengan kesempatan emas ini, silahkan mendaftar di link berikut ini: Cloud and Back-End Developer Scholarship Program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H