Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Nyobain Barongsai di Rumah Pak Pong Singa Mataram

Diperbarui: 31 Januari 2025   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencoba barongsai (Dokpri Agustina)

Akhirnya Imlek 2025 tiba dan saya seperti biasa, senantiasa antusias menyambutnya. Bukan sebab menerima banyak angpau. Bukan pula sebab bisa berkumpul dengan seluruh keluarga untuk merayakan Imlek.

Tidak, tidak. Saya berdarah Jawa 100 %. Tampang saya pun tak ada nuansa Tionghoanya sama sekali. Bahkan, tak ada yang berbaik hati memberi angpau kepada saya di tiap Imlek.

Saya antusias dengan datangnya Imlek karena suka dengan lampion-lampion cantiknya yang berwarna merah. Plus suka sekali menonton pertunjukan barongsai.

Beruntunglah saya sebab tinggal tak jauh dari 3 kawasan pecinan di Yogyakarta. Ketiganya adalah Ketandan, Beskalan, dan Pajeksan. Bahkan, Beskalan dan Ketandan masih satu kelurahan (yaitu Kelurahan Ngupasan) dengan kampung tempat saya berdomisili.

Gapura Kampoeng Ketandan (Dokpri Agustina)

Beruntungnya lagi, Ketandan merupakan kawasan heritage. Rutin pula menjadi lokasi PBTY (Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta). Dengan demikian, tiap Imlek saya mudah melihat-lihat lampion dan menonton pertunjukan barongsai.

Tahun ini juga begitu. Tanggal 29 Januari 2025 pada pukul 14.00 WIB tadi, ada pertunjukan barongsai dan liong di Atrium Plaza Malioboro. Tentu seperti yang lalu-lalu, saya antusias menyimaknya.

Namun, kali ini ada rasa yang sedikit berbeda. Mengapa? Sebab sekarang saya lebih peduli dengan mereka yang memainkan barongsai. Biasanya 'kan sekadar menonton dan memotret atau bikin video. Tidak peduli dari mana asal-usul para pemain barongsai itu.

Bahkan, sekarang saya tahu di mana barongsai-barongsai yang beredar di Yogyakarta diproduksi. Tahu pula asal-usul penarinya. Mari. Saya akan menceritakannya kepada Anda sekalian.

Pak Pong dan Bengkel Kerjanya

Sebagaimana saya sampaikan di atas, saya tahu kalau berdomisili di dekat 3 pecinan yang ada di Kota Yogyakarta. Yang tidak saya ketahui, di salah satu pecinan tersebut tinggal seseorang yang akrab disapa Pak Pong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline