Habis Lebaran biasanya terbit banyak undangan pernikahan. Nah! Apakah Anda termasuk ke dalam golongan orang-orang yang hendak menikah, tetapi sedang bingung cari tempat buat foto prewed? Pun, sedang memilih dan memilah lokasi istimewa untuk resepsi pernikahan?
Jika Anda tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya, mengapa tidak memilih Omah UGM? Tentu saja tawaran ini tak terlarang bagi Anda yang tinggal di luar wilayah DIY, tetapi berkeinginan melakukan dokumentasi prewed dan resepsi pernikahan di Yogyakarta.
Seistimewa apa Omah UGM itu? Adakah hubungan antara UGM dan Omah UGM? Iya, tentu saja ada. Omah UGM adalah bagian dari UGM. Saat ini dikelola oleh Departemen Arsitektur dan Perencanaan UGM.
Sesuai dengan namanya, yaitu omah (bahasa Jawa) yang berarti 'rumah', Omah UGM memang berbentuk rumah. Tepatnya rumah tradisional Jawa yang komplet. Yang memiliki pendapa (yaitu bangunan tanpa dinding yang biasa dipergunakan sebagai tempat pertemuan), ndalem (yaitu bangunan induk), pringgitan (yaitu ruang penghubung di antara pendapa dan ndalem), serta senthong (kamar) dan gandok yang berada di sisi kiri dan kanan rumah. Yang perlu dicatat di sini adalah kekhasan dinding ndalem, yaitu semua masih dibuat dari kayu. Bukan dari tembok seperti tren yang di kemudian hari.
Makin menariknya, di Omah UGM juga tersimpan aneka macam benda sebagaimana umumnya sebuah rumah. Mulai dari meja kursi tamu hingga rupa-rupa perabotan dapur. Benda-benda tersebut sebagian besar masih aman untuk dipegang/digunakan sebagai properti berfoto.
Omah UGM merupakan salah satu fasilitas penunjang dalam kegiatan belajar dan penelitian bagi para mahasiswa UGM, terkhusus dari Departemen Arsitektur dan Perencanaan. Fungsinya sebagai media pembelajaran pelestarian pusaka, yang meliputi pengelolaan risiko bencana untuk pusaka berbasis 3 K (Komunitas, Kerajinan, dan Kultural). Omah UGM pun dijadikan sebagai materi tugas studio mahasiswa terkait olah desain arsitektur pusaka.
Namun, Omah UGM tidak eksklusif bagi civitas akademika UGM saja. Bangunan heritage yang berusia hampir 200 tahun itu terbuka untuk umum. Siapa pun boleh berkunjung dan mengambil foto/video di situ. Tanpa reservasi terlebih dulu, jika tujuannya sekadar melihat-lihat dan pepotoan biasa. Seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu. Syaratnya mudah. Tiap orang cuma wajib membayar Rp10.000,00 kepada penjaga rumah. Plus tidak bertingkah anarkis (baca: petakilan) yang berpotensi merusak barang-barang.
Sudah pasti tarif akan lebih tinggi, kalau Anda melakukan prosesi foto prewed. Begitu pula kalau memproduksi film atau iklan. Bakalan makin tinggi kalau Anda juga menyewanya untuk resepsi pernikahan dengan jumlah undangan terbatas. Sudah pasti kalau tujuannya seserius itu, kita mesti reservasi terlebih dulu.
Demikian cerita tentang Omah UGM, yang semula milik pasangan suami istri pengusaha batik dan perak. Yang di kemudian hari dibeli oleh UGM karena setelah keduanya meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan, tak ada yang bisa total menjaga rumah estetik tersebut. Pun, UGM membelinya sebagai bagian dari Program Revitalisasi Kawasan Pusaka Kotagede Berbasis 3 K. Tentu ini terkait dengan fakta bahwa Omah UGM merupakan salah satu bangunan tua yang mampu bertahan dari gempa bumi dahsyat 2006.
O, ya. Jangan sampai salah alamat. Letak Omah UGM di Kotagede, yakni bagian selatan Yogyakarta yang memang merupakan Kawasan Pusaka. Jadi, jangan pergi ke Kampus UGM yang di Bulaksumur kalau hendak foto prewed di Omah UGM.