Tempo hari saya berkesempatan belajar di KelasMuse yang diselenggarakan oleh Museum UGM. Kiranya ini merupakan sebuah keberuntungan tersendiri bagi saya. Betapa tidak? Saya bisa menjadi salah satu dari 9 peserta terpilih.
Saat mendaftar saya memang tahu kalau kuota terbatas. Dalam flyer telah diinformasikan begitu. Hanya saja saat hari H saya baru tahu, kalau ternyata KelasMuse cuma tersedia untuk segelintir "murid".
Akan tetapi, jumlah peserta yang minimalis justru berdampak baik. Kelas menjadi efektif. Materi tersampaikan dengan optimal. Kesempatan untuk tanya-jawab pun menjadi lebih memadai waktunya.
Adapun di KelasMuse tersebut kami mempelajari Teknik Konservasi Vacuum & Brushing. Tak hanya belajar secara teoretis, tetapi sekalian praktik.
Teknik Konservasi Vacuum & Brushing Itu Apa?
Teknik Konservasi Vacuum & Brushing adalah salah satu teknik konservasi yang dapat dipergunakan untuk merawat hampir semua koleksi museum. Terkhusus untuk koleksi yang materialnya dari kain, kertas, dan beberapa bahan lain yang memungkinkan untuk dirawat (dibersihkan) dengan teknik konservasi tersebut.
Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa ada perkecualian. Iya, ada beberapa kondisi yang menyebabkan teknik konservasi ini tak dapat dipakai walaupun secara umum materialnya aman. Misalnya untuk koleksi yang berukuran kecil, koleksi yang telah rapuh, atau koleksi yang punya banyak ornamen.
Teknik konservasi yang satu ini bersifat preventif. Hanya bisa dilakukan terhadap koleksi museum yang kondisinya masih relatif baik-baik saja. Demi mencegah kerusakan. Kalau sudah terlanjur rusak, tentu akan dikonservasi dengan teknik berbeda.
Sesuai dengan sebutannya, peralatan yang dipergunakan adalah vacuum cleaner dan sikat/kuas. Namun, harus dipilih yang bulu-bulunya lembut sehingga aman bagi koleksi museum yang dibersihkan. Tidak malah berpotensi meninggalkan goresan.