Sebagaimana yang tertuang dalam tulisan sebelum ini, tempo hari saya ikutan CLICK Goes to Jogja bablas Solo. Destinasi pertamanya, yang ternyata menjadi satu-satunya destinasi bagi saya beserta Kak Mesha dan Kak Dian, adalah Masjid Raya Sheikh Zayed.
Berdasarkan pengalaman berkunjung tersebut, saya mencatat adanya hal-hal yang perlu diperhatikan jika hendak ke sana. Terlebih kalau tujuannya bisa mengeksplorasi dengan nyaman tanpa teguran satpam alias sekuriti.
Apa sajakah 5 hal itu? Mari simak penjelasan sebagai berikut.
1. PAKAIAN
Sudah saya informasikan dalam tulisan sebelum ini bahwa Kak Dian dan Kak Mesha menjalankan sebuah strategi jitu supaya diperbolehkan masuk ke area masjid. Yang satu memanfaatkan pasmina sebagai kerudung ala Bu Shinta istri Gus Dur. Satunya lagi mengenakan mukena sejak dari trotoar depan masjid.
Yup! Hal pertama yang wajib diperhatikan jika hendak ke Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta adalah perihal pakaian.
Pada dasarnya Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta boleh dikunjungi siapa saja. Termasuk oleh kalangan nonmuslim. Namun, syaratnya berpakaian yang rapi dan menutup aurat.
Dengan demikian, tak ada problem sama sekali bagi muslimah yang dalam kesehariannya berjilbab. Bagi yang berjilbab hanya dalam kesempatan tertentu, janganlah lupa bawa jilbab dari rumah. Pakai sebelum memasuki masjid. Atau, lebih afdal kalau dipakai sekalian dari rumah.
Bagaimana halnya jika lupa bawa? Tenang. Masih aman kalau ingat bawa mukena. Pakai saja mukena itu tatkala memasuki masjid. Satpam pasti membiarkan Anda melenggang santai di depannya.
Bagaimana kalau mukena pun tak bawa? Cuma pakai topi? Mau tak mau mesti kreatif. Atur topi dan pakaian sedemikian rupa hingga rambut Anda tertutup. Minimal agak tersembunyi. Tentu hal demikian berlaku jika Anda berjaket atau berbaju lengan panjang.