Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Maulid Nabi 2022: Ketika Sekaten Setia Mengingatkan Saya

Diperbarui: 8 Oktober 2022   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gamelan Sekaten (Dokpri Agustina)

Alhamdulillah. Saya bersyukur bahwa pada tahun ini saya masih berkesempatan untuk menikmati semarak perayaan Maulid Nabi 2022. Ini sesuatu yang sangat bermakna bagi saya.

Bagaimana tak menikmati kalau selama seminggu jelang datangnya Maulid Nabi 2022, tiap hari saya bisa main ke Sekaten yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta?

Ah, sebenarnya tidak sungguhan main juga. Terkadang cuma melintas tanpa singgah, tanpa memotret. Bahkan hingga bubaran hari ini, saya tak membeli sega gurih ala Sekaten meskipun ingin sekali.

Bagaimana, ya? Yang jualan tetangga semua. Jadinya malah tak enak hati kalau hendak beli-beli di salah satu dari mereka. Lapak mereka saja berderetan berimpitan. Saya khawatir menimbulkan kecemburuan sosial. Hehehe ....

Lokasi Sekaten 'kan di Plataran Masjid Gedhe Kraton (Masjid Gedhe Kauman), meliputi Pagongan Lor dan Pagongan Kidul. Tentu termasuk masjidnya juga. Karena tiap malam selepas magrib, ada pengajian di situ dalam rangka Sekaten. Sementara saya sekarang berdomisili di belakang Masjid Gedhe Kauman.

Alhasil, saya kerap berseliweran di sekitaran situ. Mau ke kantor pos lewat Sekaten. Mau beli roti lewat Sekaten. Mau beli bakso lewat situ. Pokoknya mau ke mana-mana sering pakai rute tersebut.

Dengan demikian, baik berniat main atau tidak, tetap saja jadinya main-main menikmati atmosfer Sekaten. Lumayan. Bisa pura-pura sedang berwisata karena membaur dengan pengunjung Sekaten yang original.

Beruntungnya tiap kali melintasi area Sekaten, saya seperti diingatkan bahwa sebentar lagi akan datang Maulid Nabi 2022. Kemudian automatis teringat untuk selawatan karena ingin dicintai Rasulullah SAW.

Selanjutnya teringat pula bahwa saya belum menjadi pengikut beliau yang baik. Satu contoh kecil, sesekali saya masih mau nimbrung dalam gelutan online, padahal Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok mulia yang cinta damai.

Iya, lho. Bisa mendadak religius begitu. Alhamdulillah. Saya pikir-pikir, saya mujur sekali karena bisa kerap berinteraksi dengan Sekaten. Beruntung sebab secara tidak langsung merasa ditegur agar menjadi muslim yang lebih baik. Serius ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline