"KICAK, dong!"
Jika Anda bertanya kepada saya perihal makanan paling berkesan selama Ramadan, tak lain dan tak bukan, kicak bakalan menjadi jawabannya. Valid itu. Alhasil, saya merasa ada yang kurang bila selama Ramadan tak satu kali pun makan kicak.
Perlu saya sampaikan terlebih dulu, kicak yang mengesankan saya ini kicak Jogja lho, ya. Bukan kicak daerah lain.
Kiranya hal ini mesti saya jelaskan sebab ada perbedaan signifikan di antara kicak Jogja dan kicak yang berasal dari daerah lain. Komposisi bahannya saja tak sama.
Baik. Sekarang kita bahas kicak yang sukses bikin saya terkesan tiap Ramadan itu, ya.
KICAK
Kicak merupakan makanan khas Ramadan dari Jogja. Terkhusus dari Kauman Ngupasan (belakang Masjid Gedhe Kraton, barat alun alun utara). Munculnya tiap Ramadan.
Ada beberapa penjual kicak di Pasar Tiban Kauman. Namun, lisensi resmi kicak original tetaplah dipegang oleh kicak Mbah Wana.
Ini legendaris sekali. Sampai-sampai saya merasa kurang afdal kalau dalam satu bulan Ramadan belum makan kicak Mbah Wana.
Kicak dibuat dari beras ketan. Mula-mula beras ketan dibersihkan, lalu ditanak hingga matang. Setelahnya sedikit dihaluskan, kemudian dicampuri gula pasir dan kelapa parut. Kicak versi lengkap masih ditambahi dengan irisan nangka.