Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

7 Cara Mudah Mengajari Anak Beribadah di Bulan Ramadan

Diperbarui: 2 Mei 2021   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Memang gampang-gampang susah untuk mengajari anak beribadah. Terlebih untuk menjalankan rangkaian ibadah Ramadan. Terutama pada bagian berpuasanya.

Bagi anak-anak, menahan lapar dan haus sungguh tidak mudah. Jangankan bagi anak-anak yang gampang makan. Mereka yang sehari-hari susah disuruh makan pun, belum tentu mulus-mulus saja ketika latihan berpuasa.

Maka selain mengondisikan si anak, orang tua mesti mempersiapkan diri terlebih dahulu. Tak hanya mempersiapkan menu sahur-berbuka yang bernutrisi untuk si kecil, tetapi yang terpenting justru mempersiapkan mental dan hati.

Mengapa mental dan hati juga mesti dipersiapkan? Karena tidak ada jaminan bahwa si anak bakalan baik-baik saja dalam  proses belajar beribadahnya. Siapa tahu ia bersikap  ngeselin gara-gara kepayahan menahan lapar dan haus? Kalau mental dan hati orang tua lemah 'kan kacau jadinya.

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya menyimpulkan bahwa ada 7 cara yang dapat dilakukan untuk mengajari anak beribadah di bulan Ramadan. Berikut penjelasannya.

1. Sebelum Ramadan tiba sounding dulu 

Kurang lebih satu bulan sebelum Ramadan, mulailah untuk memperbincangkan tentang bulan suci tersebut dengan anak. Ceritakan perbedaan Ramadan dengan bulan-bulan lainnya. Tentu dengan bahasa dan bahasan yang sesuai dengan usia anak.

Jelaskan kepada anak tentang arti berpuasa. Sampaikan dengan gaya santai mengenai keutamaan-keutamaan ibadah yang dilakukan selama Ramadan. Hal ini penting dilakukan supaya anak punya gambaran jelas/utuh mengenai rangkaian ibadah selama Ramadan.

2. Konfirmasi lagi, jadi ikutan puasa?

Ketika Ramadan kurang dua atau satu hari, konfirmasikan lagi ke anak. Apakah ia betul-betul mau ikutan berpuasa? Kalau menjawab iya, tegaskan bahwa sebagai konsekuensinya ia mesti mau dibangunkan untuk sahur. Upayakan anak tidur lebih awal sehingga potensi sulit dibangunkan menjadi rendah.   

3. Jelaskan tentang sahur dan manfaatnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline