Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Bukber Virtual? Big No!

Diperbarui: 26 April 2021   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takjil yang mungkin saya pamerkan dalam bukber virtual jika ada tausiah dari Babang NicSap (Dokpri)

Hehehe ....

Judul tulisan ini terkesan garang bin gahar, ya? Tanpa tedheng aling-aling langsung menolak mentah-mentah usulan untuk bukber (buka puasa bersama) secara virtual.

Bukannya saya sedemikian kolot sehingga anti yang virtual-virtual. Sama sekali enggak begitu, dong. Percayalah. Untuk aneka acara virtual yang lain saya justru kerap melakukannya, kok. Terlebih semasa pandemi Covid-19 berlangsung. Yang saya tolak 'kan cuma bukber virtual?

Lalu, mengapa saya tidak setuju dengan adanya bukber virtual? Karena bagi saya, bukber virtual itu sama saja tidak melakukan bukber. Apalagi kalau aktivitas utamanya "sekadar" adu menu alias saling lihat isi piring masing-masing. Sungguh tidak esensial 'kan?

Hambokyao sekalian tak usah mengadakan bukber virtual. Meskipun dalam bukber virtual itu ada acara tausiah jelang buka puasanya, saya tetap tak minat untuk mengikutinya.*Namun, kalau yang mengisi tausiah Babang NicSap, kemungkinan saya berubah sikap.*

Jika kepo dengan menu berbuka teman, bukankah lebih efektif saling berkirim foto via WA? Buat apa repot-repot pakai Zoom segala? Malah mesti ribet berpakaian rapi untuk eksis di depan kamera.

Tak mungkin toh saya dasteran saja pas tampil di layar Zoom? Andai kata di sepanjang acara kamera boleh off, lhadalah .... Ngapain menyelenggarakan bukber virtual segala kalau begitu?

Selain itu, mesti ribet juga mencari bagian rumah yang layak tampil di layar Zoom. Ah, iya! Ingat saya sekarang. Keribetan cari tempat yang layak buat dipamerkan di layar itulah, yang terutama menjadi problema bagi saya. Bagi orang lain tak jadi soal, sedangkan bagi saya jadi soal yang cukup sulit. Hahaha! *Silakan berkunjung ke tempat tinggal saya dan Anda bakalan paham penyebabnya.*

Yeah! Untuk menghidupkan kamera pada saat Zoom Meeting urusan kerjaan saja saya enggan. Apatah lagi sekadar untuk saling kepo menu buka puasa? Maaf lho, ya. Ini pendapat pribadi. Bagaimanapun saya tak bakalan mencibir atau nyinyirin orang -orang yang mendukung adanya bukber virtual.

Saya harus adil sejak dalam pikiran, dong. Pilihan tiap orang 'kan tergantung alasan dan pertimbangan masing-masing. Jadi, tak ada gunanya saling debat dalam hal ini.

Debat untuk sebuah ide besar saja lebih baik ditinggalkan kok, kalau kategorinya debat kusir. Alih-alih debat modelan adu pendapat mau bukber virtual atau tidak. Iya 'kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline