Hingga Ramadan Pandemi jilid 2 sekarang ini, terhitung telah puluhan Ramadan yang saya jalani. Tentu tiap Ramadan saya jalani dengan keseruan yang berlainan. Dinamis. Bukankah hidup memang sekumpulan dinamika yang kita jalani? Adapun Ramadan saya jalani dari tahun ke tahun, seiring dengan bertambahnya usia. Jadi, sudah pasti pada masing-masing Ramadan terkandung kisah-kisah sesuai dengan tingkatan usia yang tengah saya tapaki.
Namun terlepas dari seluruh dinamikanya, ada satu hal yang tak berubah. Hmm. Sedari kecil sampai setua sekarang (yang sebenarnya belum tua-tua amat hehehehe ...), saya selalu merasa teramat lemas saat berpuasa. Beneran ini.
Mayoritas orang yang berpuasa memang cenderung lebih lemas daripada biasanya ketika tidak sedang berpuasa. Akan tetapi, tingkat kelemasan saya jauh lebih rendah daripada kondisi rata-rata orang itu. Lumayan memalukan toh? Sudah dewasa kok masih tak berdaya saja tatkala menjalankan ibadah puasa. Sementara upaya sahur dan buka yang sehat telah pula saya coba praktikkan.
Alhasil, selama Ramadan saya lebih suka berdiam diri di rumah dan tidak banyak melakukan aktivitas fisik. Terlebih ketika cuaca demikian panas. Untunglah saya bukan seorang pegawai yang terikat jam kantor. Jadi, kondisi tersebut tidaklah terlalu mengganggu.
Akan tetapi, saya tidak mau rebahan saja. Maka semaksimal mungkin saya berusaha melakukan hal-hal produktif. Tentu produktif yang tidak menguras kebugaran fisik, ya. Misalnya lebih banyak membaca dan menulis.
Adapun selama Ramadan 2021, saya punya target khusus menambah 3 skill. Ketiganya adalah skill memperpanjang kesabaran, skill menaklukkan hantu overthinking, dan skill monetisasi blog/medsos lain.
Skill Memperpanjang Kesabaran
Skill memperpanjang kesabaran? Apa maksudnya? Sesuai dengan namanya, yaitu memperpanjang kesabaran, tentu maksudnya sudah jelas tertangkap. Dalam hal ini saya memperbanyak belajar agama. Antara lain saya lakukan dengan mendengarkan tausiah dari radio dan membacai buku-buku keislaman. Ini adalah cara mempersegar ulang ajaran-ajaran atau kajian-kajian yang pernah saya ikuti. Dengan semua upaya tersebut, saya berharap bisa makin bertakwa dan bersabar dalam perjuanagn mencapai ketakwaan.
Skill Menaklukkan Hantu Overthinking
Kebiasaan overthinking atau berpikir berlebihan ibarat hantu yang selalu mengganggu ketentraman hidup kita. Tak kalah seram dari hantu betulan alias gendruwo alias dedemit dan bangsa halus lainnya. Bahkan, overthinking jauh lebih menyeramkan. Plus jadi teror tersendiri dalam hidup.
Betapa tidak menyeramkan dan jadi teror? Overthinking itu berpikir secara berlebihan akan suatu hal. Lama-kelamaan bikin stres. Kalau sudah stres, ya sudah. Berarti kita berhasil dikalahkan si hantu overthinking.