Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Film Terlalu Tampan: Menasihati Tanpa Nada Menggurui

Diperbarui: 4 Februari 2019   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mbak? Bisa ikut nobar? Film Indonesia. Judulnya Terlalu Tampan.

DEMIKIAN isi pesan WA dari seorang teman Kjog. Saya spontan ter-wow-wow membacanya. Judul fimnya itu, lho. Sungguh bikin trecep-trecep di jiwa. Langsung mengingatkan saya pada seorang kawan semasa SMP. Yang dulu pernah mengeluh dengan nada sombong, "Apa aku ini terlalu tampan, ya? Cewek-cewek itu selaluuu saja mengerubutiku. Merepotkan saja. Jangan-jangan kamu sebenarnya juga begitu. Ingin ikut mengerubutiku juga? Benar begitu toh?" Dih!

Tapi saya tak serta-merta terjebak dalam kubangan nostalgia. Faktanya, WA ajakan nobar tersebut langsung saya terima tanpa pikir panjang. Selain penasaran, hitung-hitung sebagai jeda penyejuk di tengah panasnya suhu politik negeri. Iya 'kan?

Alhasil pada 31-1-2019 siang, di hari pertama penayangan Terlalu Tampan, saya duduk manis di Studio 3 Empire XXI. Tentu sebelum film dimulai, benak saya diliputi tanda tanya. Bagaimana jalan ceritanya nanti? Siapa yang terlalu tampan? Gombalan cinta macam apa yang bakalan tersuguh?

Hingga tibalah saatnya Terlalu Tampan mulai diputar.  It's time to movie. Saya pun berkonsentrasi untuk menontonnya.

Tapi .... O la la! Begitu adegan pembuka berlangsung, ketika sang tokoh utama bernarasi memperkenalkan diri, saya terhenyak. Tak menyangka kalau Kulin, sang tokoh utama yang terlalu tampan wajahnya, ternyata bernama lengkap Witing Tresna Jalaran Saka Kulina. Sungguh sebuah nama tak lazim dan bikin cengar-cengir.

Cengiran saya berlanjut ketika satu per satu anggota keluarga Kulin muncul. Ckckck! Nama mereka ternyata tak kalah ajaib dari nama Kulin. Demikian pula tingkah laku mereka yang kocak. Rasanya kurang matching dengan paras rupawan mereka.      

Cengiran saya berubah jadi tawa tatkala kedua orang tua dan kakak laki-laki Kulin kompak bersiasat. Yakni bersiasat untuk membujuk Kulin agar mau bersekolah di sekolah umum. Tidak homeschooling terus. Demi menumbuhkan keberanian Kulin dalam menghadapi dunia. Idenya bagus, sih. Tapi siasat yang mereka jalankan sungguh lucu.  

Tawa saya tak hilang-hilang seiring berjalannya adegan demi adegan. Apa boleh buat? Saya telah salah menyiapkan mental. Sudah bersiap menikmati aneka gombalan cinta ala remaja, eh ternyata yang tersuguh malah rangkaian kekocakan. Bahkan di beberapa adegan, ada yang kadar kekocakannya terasa kartun banget.

Usut punya usut, Terlalu Tampan memang adaptasi dari cerita komik yang ada di Webtoon. Yang sejauh ini sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Keren juga ya pencapaiannya itu? Daya kerennya pun bertambah sebab Terlalu Tampan menjadi film pertama di Indonesia yang diangkat dari cerita komik Webtoon.

Dan konyolnya, saya baru tahu semua informasi tersebut setelah pulang menonton. Wah, wah, wah. Ternyata absurd juga saya ini. Sama absurd dengan Kulin dan keluarganya. Haha!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline