Lihat ke Halaman Asli

K! -- Sebuah Naskah Monolog

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(PENONTON TIDAK DAPAT MELIHAT APAPUN YANG BERADA DI ATAS PANGGUNG. YANG NAMPAK HANYA KEGELAPAN. NAMUN MEMANG SUDAH ADA YANG BERADA DI ATASNYA. SEPERTINYA ITU ADALAH SESEORANG. IA BERGERAK DENGAN BEBAS. MENARI-NARI SEPERTI LAYAKNYA ANAK KECIL)

Kehidupan! Inilah panggung sebenarnya! Tidak ada apa-apa kecuali ruang kosong, layar putih dengan kaleidoskop yang menjelma labirin, dinding-dinding imajiner, peristiwa hilir-mudik...dan banyak pasang mata Tuhan. Inilah yang namanya panggung! Aku menggerakkan segalanya. Baik atau buruk...aku yang menggulirkan kisahnya. Lalu para pemainnya...dimana mereka? (JEDA) (SAMBIL BERTEPUK SEKALI) Datang. (SAMBIL BERTEPUK DUA KALI) Tidak datang. (SAMBIL BERTEPUK SEKALI) Datang. (SAMBIL BERTEPUK DUA KALI) Tidak datang. (SAMBIL BERTEPUK SEKALI) Datang. (SAMBIL BERTEPUK DUA KALI) Datang. (SAMBIL BERBISIK) Datangkah?

(JEDA)

Ah! Aku mendengar langkahnya mendekat. Satu. Dua. Satu. Dua. Satu. Dua. Tiga. Tiga. Tiga. Dua. (JEDA) Tidak. Jangan. Jangan! Aku bilang jangan! Jangan buka layar itu dulu! Tunggu! Tunggu!. (SUARA BERLARI KESANA-KEMARI DENGAN PANIK). Aku belum siap! Tidak! TIDAK! Aku malu! Aku malu! Aaaaargh!!!

(SUARA GARPUTALA. HENING. LAMPU FADE IN)

(TIDAK ADA APAPUN DI ATAS PANGGUNG KECUALI SESEORANG ITU. IA TIDAK TELANJANG. NAMUN TIDAK JUGA MEMAKAI APA-APA. TUBUHNYA TIDAK KECIL. NAMUN MERINGKUK SEPERTI ANAK KECIL. SUARANYA TERDENGAR SEPERTI SUARA PEREMPUAN)

Aku maluuu. (TERISAK-ISAK) Aku sudah bilang berapa kali kalau aku belum siap. Aku belum mengarang kata-kata sebagai alibiku. Bagaimana kalau nanti aku salah bicara? Aku belum mencari bukti-bukti palsu untuk menyelamatkanku. Bagaimana kalau nanti aku ketahuan sudah mencuri?

(GESTURENYA BERUBAH HANYA DENGAN SEKALI GERAK. SUARANYA KINI TERDENGAR LEBIH LANTANG. BUKAN PEREMPUAN. TAPI SEPERTI BUKAN MANUSIA. IA BERBICARA SAMBIL BERDESIS-DESIS). Mencuri? Aha! Ternyata kau menggunakan kata yang halussss untuk membela diri di depan majelissss! Ssssst! (JEDA) Aku mencium aroma udang di balik batu ketika melihatmu meringkuk sssseperti itu! Bersssiaplah! Akan kubuka gulungan kertassssku dan kubacakan daftar kejahatanmu...

(KEMBALI MERINGKUK DENGAN CEPAT) Jangan! Aduuuh, kumohon jangan! Aku malu! Aku tidak mengambil terlalu banyak. Lagipula yang lain juga berbuat seperti itu! Hanya ada yang sudah mahir dan ada yang masih harus menggunakan tutorial. Aku? Aku baru masuk kelas pemula. Ini hanya baru sekedar uji-coba! Baru kuambil sedikit, aku sudah diarak beramai-ramai. Padahal aku melakukannya terang-terangan. Aku tidak melempar batu kemudian sembunyi tangan. Aku tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Hanya untuk menerbitkan buku, apa salahnya? Lagipula itu bukan uang negara. Bukan uang rakyat. Bukan uang siapa-siapa. Anggap saja itu gajiku selama aku bekerja di tahun-tahun mendatang. Apa salahnya mengeluarkan sedikit dana untuk membuat buku? Buku itu bagus! Sumber pengetahuan! Bisa mencerdaskan orang! Lalu sambil merayakan ulang tahun? Lho! Itu ulang tahunku sendiri. Aku adalah orang yang dicintai banyak orang. Ulang tahunku juga akan menjadi peristiwa monumental yang akan dicintai siapapun. Kenapa aku dituduh mencuri?

(GESTURENYA KEMBALI BERUBAH, KALI INI JELAS GESTURE SEORANG PEMUDA. IA BERKATA DENGAN BERAPI-API). Hancurkan budaya korupsi! Istilah mencuri hanya pantas untuk penjahat kelas teri! Kau bukan penjahat kelas teri! Kadang orang yang mencuri untuk bertahan hidup, dirajam dan kemudian ditembak sembarangan! Namun korupsi yang dilakukan untuk mencuri hidup dan jatah orang lain, dipandang sebelah mata dan hanya dihujat dengan kata-kata dan propaganda. Malangnya aku! Indonesia tanah indah, subur dan makmur menjadi tanah indah, lemah dan mampu dibodohi oleh kapitalis lokal. Itu bahaya laten yang menjadi warna kepribadian zaman sekarang. Itu trend! Pembodohan adalah trend? Tidak! Lalu dimana kau berada, selain di dalam rencana ulang tahun dan promosi diri besar-besaran yang ditumpangi itikad-itikad irasional bangsa asing? Banguuuuun!!! Bahkan dengan mata terbuka kau masih sanggup menjual bangsa kita pada bangsa lain! Banguuuuun!

(LAGI-LAGI PERUBAHAN GESTURE TUBUH TERJADI DENGAN CEPAT. KINI SI SEOLAH BUKAN MANUSIA DENGAN SUARA BERDESIS-DESIS MUNCUL KEMBALI). Ya, ya, ya! Cukup! Kau mengkorupsssi hakku untuk membacakan daftar kejahatannya. Sssssst! Ada terlalu banyak telinga dissssini. Aku khawatir informasssi yang kita miliki akan dikorupssssi sssebelum ssssampai ke telinga yang ssseharusssnyaa. Sssst!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline