Lihat ke Halaman Asli

Agustina Dwi Cahyaningrum

Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Antara Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 25 Juni 2024   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Foto Pribadi

Oleh : Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum
(Dosen Retorika dan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika dalam dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah lebih menarik, indah, dan memikat sehingga dakwah membutuhkan keahlian retorika sebagai seni komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Dakwah yang tidak menggunakan retorika seperti sayur tanpa bumbu, kurang memiliki rasa atau daya tarik.

Selain itu, retorika dakwah digunakan untuk memastikan ceramah memiliki substansi yang kuat. Ini karena retorika menuntut pesan yang disampaikan menggunakan bahasa baku, berdasarkan data dan riset. Ceramah yang substansial sesuai dengan pendengar yang semakin rasional dan kritis.

Retorika dalam dakwah dimaksudkan untuk membuat pesan dakwah menjadi lebih informatif, persuasif, dan menghibur. Tujuannya adalah mencapai ketiga hal tersebut sehingga pesan-pesan tentang akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pendengar, serta memberikan mereka pengalaman mendapatkan informasi yang komprehensif.

Selain itu, retorika dakwah juga membantu dai untuk menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah, konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Ketiga konsep ini membantu dai dalam meningkatkan kualitas dakwahnya dan meraih respons positif dari pendengar. Pathos, logos, dan ethos seharusnya menjadi bagian dari metode dakwah apapun yang digunakan.

Pentingnya retorika dalam dakwah juga tercermin dalam adaptasinya terhadap perkembangan mad'u yang lebih banyak berada di ranah online. Retorika memfasilitasi penggunaan komunikasi nonverbal, seperti dakwah melalui media digital. Melalui komunikasi nonverbal ini, dai dapat menyampaikan pesan dakwah dengan menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh baik dalam interaksi tatap muka maupun virtual.

Terakhir, retorika dakwah diperlukan untuk mempertimbangkan tahapan dalam berdakwah. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat digunakan dalam berdakwah, mulai dari penemuan hingga penyampaian. Kelima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah dalam ilmu dakwah.

Namun, dakwah retorika harus dihindari karena dakwah bukan hanya tentang retorika semata. Dakwah retorika lebih fokus pada tujuan tertentu seperti prestasi politik atau pencapaian ekonomi, dan kurang menekankan pada substansi dakwah yang sejati.

Karena itu, penting untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh dakwah retorika. Dakwah adalah amanah ilahi yang harus dilaksanakan dengan niat yang tulus. Sebagai ibadah yang bermanfaat bagi manusia baik di dunia maupun akhirat, dakwah harus dilandaskan pada niat yang ikhlas. Tujuan sejati dari dakwah adalah untuk meraih ridha Allah dan memperoleh rahmat-Nya, bukan semata-mata untuk kepentingan dunia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline