Lihat ke Halaman Asli

Agustina Dwi Cahyaningrum

Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Mengenal Bentuk dan Metode Dakwah

Diperbarui: 15 Juni 2024   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum
(Dosen Retorika dan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Seluruh materi yang dibahas atau diteliti, seperti fokus atau lokus merupakan cakupan atau ruang lingkup dakwah. Dengan demikian, ruang lingkup dakwah mencakup materi pokok bahasan dan sub-pokok bahasan, serta definisi, bentuk, unsur-unsur, da'i, mad'u, maddah (materi dakwah), dan media dakwah. Ruang lingkup dakwah juga mencakup sasaran dakwah, faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilannya, dan hubungannya dengan ilmu lain.

Dakwah dalam bahasa Indonesia memiliki arti memanggil. Kegiatan dakwah melibatkan beberapa elemen, mulai dari orang yang melakukan dakwah (da'i) maupun orang yang mendengarkan (mad'u). Jadi dakwah merupakan hasil karya manusia tersebut.

Dakwah, secara ontologis, merupakan suatu bentuk komunikasi yang khas di mana seorang mubaligh sebagai komunikator menyampaikan pesan-pesan yang berasal dari ajaran al-Qur'an dan al-Sunah. Tujuannya adalah agar mad'u atau komunikan dapat berbuat amal saleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.

Dalil mengenai dakwah yang ditemui di al-Qur'an maupun hadits dapat dilihat dalam dakwah secara epistemologis. Dalam hal ini sumber dakwah bisa didapatkan melalui metode bayani. Metode ini bergantung pada ayat-ayat al-Qur'an dan hadits.

Manfaat dakwah bisa dilihat melalui dakwah secara aksiologis. Contoh manfaatnya yaitu bermanfaat kepada pendakwah, beliau akan mendapat pahala juga pendengarnya yang akan bertambah ilmunya.

Cakupan dakwah lainnya membahas mengenai bentuk-bentuk dakwah. Ada yang menggunakan lisan (bil lisan) dan ada juga yang menggunakan aksi (bil hal).

Dakwah bil lisan mengajarkan tiga ajaran Islam, mulai dari akidah, ibadah, juga akhlak. Dakwah bil hal lebih berfokus pada aksi sosial, pendidikan, dan bidang lainnya.

Dakwah bil hal ini lebih efektif daripada dakwah bil lisan. Karena mad'u dapat merasakannya secara langsung. Dakwah bil hal dilakukan melalui tindakan di lapangan, bukan melalui bil hikmah, diskusi, atau ceramah.

Selain kedua dakwah tersebut, terdapat penyebaran dakwah bil qalam. Maksudnya berdakwah dengan cara menulis atau tertulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline