Lihat ke Halaman Asli

Agustina Dwi Cahyaningrum

Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Fokus pada Retorika Komunikasi Non Verbal

Diperbarui: 4 Juni 2024   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum (Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)


Situasi dan kondisi memengaruhi retorika komunikasi verbal dan nonverbal. Pengaruh tersebut meliputi, pertama tujuan komunikator berbicara pada siapa. Kedua, untuk apa pesan dikirimkan. Ketiga, situasi seperti apa untuk komunikator berbicara. Keempat, apa hal yang dibicarakan. Kelima, komunikator hendak memberi kemana kepada komunikan. Keenam, apa media yang digunakan. Ketujuh, pada acara apa komunikasi itu berlangsung.

Komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan media yang digunakan. Pertama, orang dapat berbicara satu sama lain secara langsung. Dalam hal ini, mereka dapat menggunakan ekspresi tubuh sebagai pengganti bicara. Begitu juga, kontak mata, seperti melotot, memejamkan mata, memutar ke kiri dan ke kanan, dan mengerlingkan mata, memiliki fungsi masing-masing sebagai pengganti komunikasi verbal tetapi tetap dapat dipahami.

Interaksi tubuh baik bahasa tubuh maupun gerak tubuh juga dapat digunakan dalam pelaksanaan komunikasi nonverbal ini. Contoh penggunaan bahasa tubuh adalah dengan isyarat dan gerakan anggota badan. Tetapi keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Gerakan tubuh terjadi secara sadar dan tidak bisa dikontrol.

Kedua, komunikasi virtual yang dilakukan melalui internet, juga dikenal sebagai komunikasi tatap maya. Dengan berkembangnya platform media sosial, komunikasi virtual atau daring hampir sama dengan komunikasi tatap muka.

Dalam komunikasi tatap maya, komentar di room chat dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Misalnya, orang yang mengirim dan menerima pesan dapat menggunakan emoticon. Komunikasi tatap maya berbasis visual, misalnya.

Komunikasi tatap maya dipandang lebih banyak kelebihannya. Seperti, kesalahan yang dapat diperbaiki sehingga kesalahannya menjadi sedikit. Komunikasi tatap maya juga dapat dilakukan berulang-ulang. Emosi pun dapat lebih mudah diekspresikan, seperti tadi menggunakan emoticon.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline