Lihat ke Halaman Asli

Agustina Dwi Cahyaningrum

Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Makna dan Tujuan Retorika Pemerintah

Diperbarui: 7 Mei 2024   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) /dok. pri

Oleh: Syamsul Yakin dan Agustina Dwi Cahyaningrum (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 

Makna retorika itu beragam. Terdapat tiga makna retorika dilihat dari sisi fungsional. Pertama, seni berbicara (the art of speech). Kedua, retorika sebagai seni membujuk atau persuasi kepada audiens (the art of persuasion). Ketiga, sebagai seni berbicara efektif (the art of using language). 

Dari ketiga hal tersebut, makna ketiga lebih pas jika dilihat secara praksis, yaitu sebagai seni berbicara efektif (the art of using language). 

Pengertian efektif adalah penulisan sesuai dengan kaidah atau diksi. Sedangkan dalam hal berbicara efektif, pengertiannya yaitu seni pidato atau berbicara menggunakan diksi yang tepat serta mudah dimengerti khalayak. Pemerintah biasanya menggunakan retorika ini ketika menyampaikan regulasi (ketentuan). 

Retorika pemerintah disampaikan secara rekreatif dengan menggunakan bahasa efektif. Apa tujuannya? Tujuannya yaitu untuk membawa dan menyampaikan kabar gembira kepada khalayak. 

Tujuan lain yang bisa dicapai adalah untuk membangun citra positif pemerintah. Contohnya ketika pidato pemerintah mengenai turunnya harga sembako akhir-akhir ini, seharusnya dalam pidatonya terdapat informasi bahwa pemerintah juga mampu menurunkannya bukan hanya menaikkannya. Sehingga khalayak akan melihat sisi positif pemerintah. Hal ini tentu bersifat rekreatif. 

Contoh lainnya ada pada persoalan 1 Syawal 1445 H yang bersamaan antara pemerintah, Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. 

Akhir kata, retorika pemerintah harus disampaikan secara efektif dengan berisi regulasi atau ketentuan, visi, misi, dan program yang sudah direncanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline