Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi kompas.
Saya Agustina Bano, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 dari SMA Negeri Wederok Kabupaten Malaka. Saya akan memaparkan Koneksi Antar Materi Modul 3.1 tentang pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai pemimpin. Kesimpulan ini akan saya jawab berdasarkan panduan pertanyaan yang ada pada LMS.
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan Filosofi Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Patrap Triloka adalah ajaran KHD yang memuat 3 hal yaitu ing ngarso sung tuladha (di depan memberi contoh), ing masya mangun karsa ( di tengah memotivasi), dan tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan). Sebagai seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan dan panutan, menjadi motivator yang selalu mengutamakan komunikasi efektif agar selalu terjalin hubungan yang baik, serta mendorong untuk berkembang bersama. Dengan patrap triloka ini diharapkan pengambilan keputusan selalu berpihak pada murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang diambil saat membuat keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial mendukung sikap "Tut Wuri Handayani." Seorang pendidik dapat memberikan dukungan moril dan materiil kepada seluruh warga sekolah dengan menerapkan nilai-nilai ini.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan -- pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal -- hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).
Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya (Whitmore, 2003). Coaching sebagai "...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif." (International Coach Federation -ICF).