Lihat ke Halaman Asli

Agustina FajriatinHaizatul

Mahasiswa Tadris Biologi Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Pentingkah Pengetahuan Masyarakat Adat di Era Modern? (Indigenous Peoples)

Diperbarui: 21 April 2024   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desclaimer penulisan opini ini berdasarkan pada beberapa reverensi jurnal yang telah penulis cantumkan dibagian terakhir artikel.

Apa Itu Pengetahuan Lokal

Memahami pengetahuan masyarakat adat di era modern merupakan salah satu wujud dalam menjaga konservasi Biodiversity yang berarti dengan system pengetahuan tersebut maka diperoleh "suistainable  use  for  human  benefit  without  compromising  the interests    of    future    generation. ". Pada umumnya setiap masyarakat adat memiliki pengetahuan orisinal terkait kepercayaan, nilai, norma, dan ritual yang tertanam dibenak mereka atau disebut dengan Indigenous Knowledge yang berarti pengetahuan lokal yang khas pada budaya atau masyarakat tertentu. Selama ini pengetahuan masyarakat adat diperolah melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi, dari menyatukan pengalaman informal dan juga pemahaman yang mendalam tentang lingkungan dalam budaya tertentu.

Pengetahuan Masyarakat Adat 

Masuknya teknologi sekaligus modernisasi tidaklah dapat dibendung oleh masyarakat adat. Hal ini  dapat  menjadi  ancaman  maupun  peluang  emas  bagi  seluruh masyarakat Indonesia,  jika kita dapat memelihara dan juga memanfaatkan dengan sebaik mungkin. Namun apabila kekuatan pelestarian tidak lebih kuat dari adanya proses modernisasi maka akan memusnahkan nilai kearifan lokal yang telah dijaga oleh masyarakat adat. Sebagai salah satu contohnya adalah modernisasi yang terjadi pada Masyarakat Adat Osing. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh Masyarakat Adat Osing yaitu berdasarkan hakiat nilai (aksiologi) dan bersifat relatif.

Nilai  kearifan  lokal  Masyarakat  Adat  Osing ini  dikelompokkan  menjadi dua yakni ajaran  adat  dan tradisi  masyarakat.  Macam-macam  ajaran  adat  yang  masih tetap lestari  adalah  tradisi pertanian dalam sistem budidaya padi seperti labuh nyingkal atau mengolah tanah dengan bajak dan labuh tandur yang didalamnya terdapat  prosesi  menanam  padi,  ritual  adat  yang terlaksana  secara  tersirat  dalam selametan yang merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur. Salah satu kebiasaan  Masyarakat  Adat Osing yang menjadi  tradisi  dan  tetap  dilestarikan  adalah melabot atau  gotong  royong,  mepe  kasur,  kopi sepuluh ewu, mocoan lontar yusuf, Barong Ider Bumi, Tumpeng Sewu dan bahasa osing kemiren. Pendapat mengenai nilai kearifan lokal Masyarakat Adat Osing ini meliputi 6 dimensi sebagai berikut;

(1)  Pengetahuan  Lokal, 

(2)  Nilai  Lokal, 

(3)  Keterampilan  Lokal, 

(4)  Sumberdaya Lokal,

(5) Mekanisme Pengambilan Keputusan, Dan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline