Lihat ke Halaman Asli

Menteri Pendidikan, Tolong Ubah Soal UNBK

Diperbarui: 8 April 2016   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT) sudah dimulai sejak tahun 2014. Sebagai guru, pada awalnya saya mendukung cara pelaksanaan UN seperti ini karena siswa hanya mengerjakan 1 mata pelajaran setiap harinya. Hal ini berbeda dengan Ujian Nasional Berbasis Kertas atau Paper Based Test (PBT) yang setiap harinya siswa harus mengerjakan 2 mata pelajaran. Persiapan siswa yang mengerjakan UN CBT tentu lebih baik dibandingkan PBT karena karena sehari sebelumnya fokus hanya mempelajari satu mapel.

Pandangan saya terhadap CBT berubah 180 derajat ketika mendapat info dari murid les kalau dia (peserta CBT) mendapat scan soal UN berbasis kertas. Terlebih menurutnya tingkat kemiripan soal UN berbasis kertas dan UNBK di atas 90%. Dua murid les saya yang berbeda sekolah mendapatkan scan soal tersebut melalui aplikasi WA. Hal yang membuat saya sangat kecewa adalah kedua murid les saya adalah murid di SMA negeri favorit di kota Solo. Ketika saya tanya siapa saja yang mendapat scan soal itu, mereka menjawabnya hampir semua murid di sekolah. 

Kebenaran berita yang saya terima dari murid les bahwa siswa peserta UN CBT mendapat scan soal UN PBT diperkuat oleh salah satu berita di koran Solopos tertanggal 8 April 2016. Meski diakui ada banyak paket yang berbeda dari soal UN, akan tetapi tingkat kemiripan soal di atas 90% sama saja dengan terjadi kecurangan pada pelaksanaan UN CBT.

Untuk lebih membuktikan kebenaran info tersebut saya sangat berharap kepada menteri pendidikan, bapak Anies Baswedan, untuk merubah total soal UN CBT yang akan dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 11 - 12 April besok. Perubahan soal ini janganlah perubahan pada angka untuk soal Fisika tetapi perubahan tipe soalnya juga. Semoga hal ini dapat dilaksanakan dan kita lihat hasilnya. Jika hasil UN pada dua hari mendatang lebih jelek dibandingkan empat hari sebelumnya, maka silakan pak menteri ambil kesimpulan.

Janganlah kita terpuaskan dengan hasil rata-rata nasional nilai UN yang baik, akan tetapi diperoleh dengan cara yang tidak baik. Pembentukan karakter anak jauh lebih baik daripada UN itu sendiri. Semoga pelaksanaan UN tahun depan lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline