Kawasan Puncak memang surganya destinasi wisata. Bersama anggota SST Bogor, saya berwisata ke daerah Puncak tepatnya Kebun Raya Cibodas. Beberapa tempat wisata yang diketahui ketika menempuh perjalanan di antaranya, Taman Wisata Matahari, Telaga Warna, Taman Safari, Taman Bunga Nusantara, dan Agro Wisata Gunung Mas. Tentunya masih banyak lagi tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Pukul tujuh minggu pagi dari Botani Square, kita menggunakan Grab-Car dengan tujuan Kebun Raya Cibodas. Tarifnya sebesar Rp 127.000. Sebenarnya, tersedia angkutan umum menuju lokasi, tetapi harus dua atau tiga kali transit berganti transportasi. Selain itu, Jalan Puncak sangat padat, rawan macet, dan diberlakukannya sistem buka tutup satu jalur. Sehingga lebih baik menggunakan moda transportasi online saja.
Kebun Raya Cibodas terletak di Cipanas, Kabupaten Cianjur. Dari gerbang masuk utama pertama, kita jalan kaki menuju gerbang utama kedua dan gerbang masuk tiket. Tiba di gerbang utama II, kita bisa menatap perbukitan di seberang dengan petakan tanaman sayuran yang sangat indah menurut saya "anak pantai". Hati berdecak kagum dengan berjuta rasa di dada, rasa terhapus dosa, rasa yang pernah ada,dan rasa yang tertinggal. Hehehe. Tiket masuk tanpa kendaraan sebesar Rp 9.500.
Hampir sama dengan Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas merupakan kawasan wisata edukasi. Berdasarkan sumber dari laman krcibodas.lipi.go.id, kawasan ini didirikan oleh Johannes Ellias pada tanggal 11 April 1852 dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya, kawasan ini dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina. Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003, statusnya menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian LIPI.
Mulailah langkah penuh semangat menyusuri kawasan. Pada peta di tempat masuk, ada 15 spot koleksi menarik. Bedanya dengan Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas lebih alami, lebih sejuk, serta kawasannya yang tak datar alias mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera. Untung salah satu dari kita hafal kawasan ini. Jadi kita bisa menuju spot-spot favorit, yaitu Air Terjun Cibogo, Air Terjun Ciismun, Rumah Kaca, Kolam Besar, dan Taman Sakura. Sayang sekali, sakuranya belum berbunga. Makan siang sambil menatap air terjun dan mendengar gemericik air mengalir membuat tubuh dan pikiran jadi fresh. Luar biasa ciptaan Yang Maha Kuasa. Rasa letih tak terasa hingga hari menjelang sore. Oya, banyak bule arab juga ternyata. Sampai ada yang menggunakan jasa tour guide. Ma hadza? Hadza kitabun, bahasa Arab yang masih kuingat jelas saat belajar di Madrasah Ibtidaiyyah.
Keluar dari Kebun Raya Cibodas, suasana dekat gerbang masuk II menjelma jadi pasar. Banyak yang menjajakan dagangan seperti sayuran, kelinci, kerajinan rajutan, dan makanan khas. Tempe dan bayam gorengnya enak sekali. Setelah membeli oleh oleh, kita bergegas menunaikan sholat ashar di Masjid At-Ta'wun dengan menggunakan angkot dari Cibodas. Masjid ini terletak di pinggir Jalan Raya Puncak dan dikelilingi kebun teh. Tak heran jika banyak pengunjung yang menunaikan sholat dan melepas lelah di sini. Dari masjid ini, kita bisa melihat olahraga terbang Paralayang yang ada di seberang bukit. Camkoha, sejuk pisan.
Akhirnya kita pulang menggunakan angkutan umum. Dari Masjid At Ta'wun, kita naik bis sampai ke Ciawi. Luar biasa macetnya, parah. Lalu, kita naik angkot menuju terminal Baranangsiang hingga akhirnya kita berpencar kembali ke peraduan masing-masing. Rasanya enak sekali merebahkan badan sambil menikmati cemilan tempe dan bayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H