Lihat ke Halaman Asli

Agus Triono

Seorang pendidik, pegiat sastra dan teater

Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara (Koneksi Antarmateri Modul 1.1 , PGP.A.11)

Diperbarui: 30 Juni 2024   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.akupaham.com/

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

(Kesimpulan dan Refleksi. Koneksi Antar Materi Modul 1.1

Program Guru Penggerak Angkatan 11)

Oleh :  Agus Triono

Salam dan bahagia !

Bagi bangsa Indonesia siapa yang tak mengenal Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional yang pada zamannya memperjuangkan pendidikan untuk rakyat Indonesia. Dari pemikiran-pemikiran beliau kita banyak mendapatkan nilai-nilai yang dijadikan pedoman untuk Pendidikan Indonesia di masa kini dan masa depan. Tiga pilar yang sangat relevan hingga saat ini adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Selain itu juga banyak hasil pemikiran beliau yang lainnya.

Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara juga  memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik, bisa tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.

Ki Hajar Dewantara mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia. Ki Hajar Dewantara mengingatkan bahwa pengaruh dari luar harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong harus tetap memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline