Lihat ke Halaman Asli

Agustav Triono

Seorang guru dan pegiat seni

Malam Puisi

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13256778372047509204

Malam Puisi Menghabiskan malam tahun baru 2012 dengan hura-hura adalah sudah hal yang umum dilakukan masyarakat. Mulai dengan muter-muter kota dengan berterompet ria,pesta kembang api,makan-makan dengan bakar ayam,dugem di diskotik,minum-minuman keras,bahkan sampai menghilangkan keperawanan dan kehilangan keperawanan adalah hal yang sudah terlalu biasa. Kemudian pertanyaanya adalah apakah harus seperti itu? apakah tak ada acara lain selain hal-hal hedonisme itu? Masyarakat memang sudah terlalu teracuni dengan kebiasaan-kebiasaan itu. Itu bukanlah sebuah budaya, sebab budaya seharusnya menuju masyarakat yang baik. Namun juga tak ada yang bisa melarang orang orang untuk "merayakan" tahun baru. Itu adalah hak, perihal suka tidak suka,setuju tidak setuju kembalikan kepada hak individu. Alangkah lebih baik diarahkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat tanpa menghabiskan bensin karena habis untuk muter-muter kota,menghabiskan uang untuk mabuk, menghabiskan iman hanya untuk kenikmatan seksual sesaat. Kita mempunyai budaya yang bagus ketika misalnya merayakan HUT RI dimana pada setiap malam tanggal 17 Agustus disetiap kampung berkumpul untuk tirakatan, syukuran dengan memakan tumpeng hasil urunan warga. Lalu makan bersama dengan menu yang sederhana. Sebelumnya biasanya warga dengan dipimpin sesepuh atau pemimpin kampung melakukan refleksi bersama. Mungkin bagus juga ketika pergantian tahun dijadikan moment refleksi. Dengan berkumpul bersama keluarga,komunitas,atau teman-teman. Seperti yang dilakukan komunitas sastra dan teater yang ada di Banyumas. Dipelopori oleh beberapa pegiat seni dari Teater Tubuh,tanggal 31 Desember 2011 malam mereka mengadakan acara Malam Puisi Tahun Baru 2012. Puisi, sastra pada umumnya mengandung kedalaman makna bukan cuma keindahan bahasa saja. Dengan berrefleksi cara seniman selain bisa mengungkapkan ekspresi juga bisa mendapatkan manfaat dari makna atau pesan yang terkandung dalam karya tersebut. Tidak hanya membaca secara bergantian, yang hadir di balai kelurahan Karangwangkal Purwokerto Utara, tempat acara berlangsung itu juga berujar,berkeluh kesah,berharap tentang pergantian tahun. Dibandingkan dengan hura-hura yang dilakukan oleh masyarakat kebanyakan, dengan berpuisi di malam tahun baru mungkin lebih bermanfaat. Sebab puisi sebagai salah satu genre sastra bisa berfungsi 'dulce et utile' yang artinya menghibur dan bermanfaat. Menghibur bagi penikmat atau pembaca puisi dalam hal penampilan dan pengungkapan ekspresinya. Bermanfaat bila kita menyimak isi dan pesan dari puisi yang dibacakan. Namun itu hanya salah satu cara mungkin masih banyak cara lain untuk menyambut tahun baru yang bermanfaat. SALAM.

13256779572082828892

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline