Lihat ke Halaman Asli

Cinta yang Disibak Angin Hanyalah Sesal di Akhir

Diperbarui: 2 Mei 2019   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak kulihat wanita cantik, seperti aku melihat surga-neraka, yang penuh keindahan semu. 

Lalu, aku tergoda, terhanyut sampai muara, dengan seribu tanda tanya dalam ingauan;

"Bagaimana aku bisa berpaling ke arah neraka, jika kamu sudah cukup buatku bahagia?"

Katakan saja, Sayang. Bahwa aku bukan siapa-siapa. Kaulah pemenang.

Karena memang nyata adanya, tanpamu aku hanyalah batu karang di lautan

Namun aku tak pernah jemu, tuk selalu dilempar ke dalam surga hatimu

Di pelupuk mata indahmu itu, cintaku bersemayam

Berlari dan sembunyi sekalipun, kan tetap kurindukan

Gempita malam ini, nyanyikan serunai asmara kita 

Tak jemu berbagi bahagia, dan kerap pergi entah ke mana

Tak terperi ujian hidup seorang pengembara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline