Lihat ke Halaman Asli

Agustanto Imam Suprayoghie

Konsultan Komunikasi di Republik Ini

JLC dan COD JNE, Dua Sejoli Penarik Rejeki Mas Harry

Diperbarui: 26 Desember 2021   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World Without Borders.  Pesatnya Teknologi Informasi berhasil mendobrak batasan dunia. Kehadiran Internet memberi keuntungan tersendiri. termasuk mendukung kinerja UMKM memasarkan produknya. Peran sentral yang kemudian menjadi strategis adalah jasa logistik. Salah satu pemain lama yang hingga kini tergolong kompetitif dalam mendukung kinerja UMKM memasarkan produknya adalah JNE. Berbagai manfaat yang dirasakan oleh UMKM ini seperti yang diceritakan oleh Mas Harry kepada saya.

Mas Harry bekerja di salah satu group perusahaan media besar di Jakarta. Terjangan Teknologi Informasi dan adanya Covid-19, mengakibatkan media tersebut harus gulung tikar dan Mas Harry ikut terkena rasionalisasi.

Berjualan buku bukan sesuatu yang baru ditekuni oleh Mas Harry. Malahan, di laman sosial media, Mas Harry termasuk dedengkot jualan buku online. Keputusan perusahaan yang merumahkannya, akhirnya memaksa Mas Harry menjadikan usaha yang selama ini dijadikan sambilan menjadi usaha utama.

Untuk online, mas harry gleb kerap menggunakan beranda akun facebooknya untuk promosi. Untuk pelanggan loyalnya, mas harry biasanya bertransaksi direct transfer ke rekeningnya, baru buku dikirimkan ke pembeli. Untuk pembeli yang baru, mas harry kerap menggunakan jasa e-commerce.

"Saya membuka masing-masing satu akun di tiga e-commerce besar yang beroperasi di Indonesia, Shoppee, Bukalapak dan Tokopedia." Ujarnya.

Pelanggan Mas Harry tersebar di hampir seluruh penjuru Indonesia. Selain menjual buku bekas, Mas Harry juga menjual manuskrip-manuskrip kuno yang umurnya melebihi usia Mas Harry yang sudah hampir setengah abad. Bukan hanya manuskrip kuno, Mas Harry juga melayani permintaan dari pelanggannya untuk dicarikan buku dengan judul tertentu. Dan apapun barang yang dijualnya, Mas Harry tidak pernah mematok harga diatas harga pasar.

"Untuk buku bekas, karena bekas, jadi harganya ya harga bekas. Untuk buku-buku tertentu yang cenderung langka, saya akan melakukan riset harga pasar dulu, setelah itu memutuskan harga yang pantas bagi buku langka tersebut. Demikian juga untuk manuskrip-manuskrip kuno." Terang Mas Harry sambil menyeruput kopi di toko buku offlinenya di Pasar Gembrong, Jakarta Timur.

Sebagai seller buku, mas Harry tentu sangat mempertimbangkan armada logistik apa yang sekiranya tepat, cepat dan aman untuk mengantar buku pesanan sellernya.

"Saya dari awal memulai usaha jualan buku sampai hari ini, masih setia dengan JNE." Jawab mas Harry saat ditanya terkait armada logistik pilihannya.

"Banyak layanan dari JNE yang cukup memberikan saya kemudahan untuk memastikan buku-buku kiriman saya sampai ke pembeli utuh, tidak rusak dan sesuai dengan kondisi yang telah saya tunjukkan saat bertransaksi."

 "Ada kalanya, saat banyak pesanan, saya kerap membungkus buku-buku kiriman saya ala kadarnya. Tanpa bubble wrap. Nah di JNE langganan saya, mereka kerap membantu saya membungkus ulang buku-buku kiriman itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline