Lihat ke Halaman Asli

Agustanto Imam Suprayoghie

Konsultan Komunikasi di Republik Ini

Run Mas/Mbak, Run

Diperbarui: 19 Oktober 2017   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya penggemar Film. Bukan Penggemar Olahraga. Apalagi Lari. Lalu bagaimana Lari dan Film bisa berhubungan? 

Banyak film yang mengambil setting olahraga lari sebagai point of viewceritanya. Yang paling sukses, mungkin ya Forrest Gump (1994). Film yang dibintangi Tom Hanks ini mengisahkan tentang Forrest Gump, seseorang dengan gangguan kemampuan kognitif yang -karena Gump ingin melupakan kekasihnya, Jenny Curran (Robin Wright) yang tiba-tiba meninggalkannya Dia pun berlari terus-menerus selama lebih dari tiga tahun dengan jarak tempuh 24,5 ribu kilometer. Alasannya berhenti pun simpel, Capek.

Film yang mengisahkan lari untuk menyelamatkan hidup juga ada; Judul Inggrisnya Run Lola, Run (1998).  Film produksi Jerman ini berjudul asli Lola rennt (bahasa Inggris: Run Lola run). Film ini favorit saya. Ditulis dan disutradarai oleh Tom Tykwer dan dibintangi oleh Franka Potente sebagai Lola dan Moritz Bleibtreu sebagai Manni, pacarnya. Kisahnya bercerita tentang seorang wanita yang membutuhkan 100,000 Deutsche Mark dalam dua puluh menit untuk menyelamatkan hidup pacarnya. Film ini berhasil mengilhami ide pembuatan  film lain

Film lain tentang lari dan pernikahan judulnya Run, Fatboy, Run (2007). Dikisahkan Dennis Doyle (Simon Pegg) meninggalkan Libby (Thandie Newton), calon istrinya yang telah hamil, di detik-detik terakhir menjelang pernikahan. Lima tahun berselang, Doyle menyesali keputusannya lampau. Dia harus bersaing dengan suami baru Libby, Whit (diperankan Hank Azaria), dalam ajang maraton di London. Doyle, yang mengalami kegemukan, harus berjuang keras memenangkan perlombaan dan sekaligus mendapatkan perhatian dari mantan pacarnya.

Yang paling baru, adalah Unbroken (2014). Film ini mengangkat kisah nyata perjalanan hidup Louis Zamperini, seorang atlet lari Olimpiade Amerika yang ditawan tentara Jepang selama Perang Dunia II. Kegigihan, kerja keras dan keyakinan pada akhirnya membuahkan sebuah prestasi (saya nangis nonton film ini ..hahahaha). 

Di Indonesia, tercatat ada 2 (dua) film yang mengangkat tema lari, atau..minimal judulnya ada kata 'Lari'; Mari Lari (2014) dan Lari dari Blora (2007). Dua-duanya sukses. Sukses bikin rugi investornya..hahahahaha. Tapi, secara kualitas, dua film ini bagus banget. di Lari dari Blora, kita bisa ngeliat akting penyair W.S Rendra (film ini diadaptasi dari novel terkenal karya Pramoedya Ananta Toer), sementara di Mari Lari, suguhan akting Donny Damara dan Dimas Aditya dalam memunculkan chemistryhubungan anak-bapak patut diberi apresiasi, termasuk keberhasilan si anak yang tadinya lari 1 KM ngos-ngosan, bisa dan berhasil menyelesaikan jarak 40 KM secara baik, benar dan..finish. 

Dari sekian banyak film yang saya ulas didepan, ternyata lari bisa menjadi alat untuk menunjukkan kepada yang terkasih, bahwa keyakinan, kegigihan atas usaha, keinginan, dan kerja keras merupakan kunci untuk menempuh jarak dari lintasan lari yang akan ditempuh. Lari ternyata mampu menjadi pintu merubah nasib seseorang. Bahkan dengan lari pun, kita bisa menyelamatkan diri, minimal dari kejaran anjing, atau...dari Ibu Kost yang nongkrongin kost-kost an gara-gara uang sewa belum bayar berbulan-bulan. hehehehe.

Jika sineas saja melihat lari sebagai sebuah ide untuk menciptakan uang dan menimbulkan kebangkrutan (bagi yang filmnya flop dipasaran), maka buat kita ini, yang orang awam, pekerja kantoran, tukang ngeblog, pengangguran, atau Bapak Rumah Tangga, Lari bisa dikapitalisasi koq. Contoh; mereka yang awam atas olahraga, bisa memulai debutnya lewat lari di seputaran kompleks rumahnya. ya, minimal, lari-lari kecil nguber tukang gorengan, siomay yang menjauh dari rumah. 

Untuk pekerja kantoran...piuh, ini bermanfaat. apalagi kalau udah kurang 5 (lima) menit jatah check log..pasti mereka akan lari-lari biar ndak kena sanksi dari manajemen perusahaannya. Untuk tukang ngeblog, lari ternyata bisa membuat ide kreatif...contohnya ini...ikutan ngeblog dengan tematik lari..apalagi kalau viewernya banyak..hahahahaha...bisa dapet duit tentu. Untuk pengangguran macam saya, lari tentu bermanfaat. Apalagi kalau pas mau BAB, air ledeng mati..watawww...saya pasti lari tunggang langgang ngetuk pintu tetangga untuk numpang boker. Ya...Intinya teh, with running you can do anythinglah hai.

Dari sisi kesehatan (agak serius), aktifitas lari ternyata mampu menggerakkan seluruh organ tubuh mulai dari kepala hingga ujung kaki. Ini tentunya akan berdampak baik bagi imunitas dan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Tapi tidak untuk serangan bokek ditanggal tua (kwkwkwkwkwk). Suplai oksigen ke paru-paru selama lari akan menyegarkan kembali kemampuan organ tubuh untuk bekerja mendukung kinerja kita sehari-hari. Selain itu, kalori yang bisa terbuang pun lumayan. 

Rumus hitung-hitungannya adalah 60 kalori per 1 km untuk berat badan sedang, yang berarti tubuh Anda akan membakar sekitar 60 kalori untuk setiap km yang Anda tempuh dengan berlari. Contohnya, jika Anda menghabiskan 20 menit untuk lari sejauh 2,4 km, kalori saat lari yang Anda bakar adalah 144 kalori. Namun, jika Anda lari dengan kecepatan lebih tinggi dan bisa menempuh jarak dua kali lebih jauh dalam jangka waktu yang sama, maka kalori yang Anda bakar adalah 288 kalori. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline