Lihat ke Halaman Asli

Agustan Ogut

A Father, Teacher, Reader, Writer

Memajukan Pendidikan dalam Perspektif Calon Presiden pada Debat Pamungkas Tahun 2024

Diperbarui: 7 Februari 2024   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: YouTube Screen Shot

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali melaksanakan debat pamungkas atau debat kelima Calon Presiden (Capres) pada hari Ahad, 4 Februari 2024 di Jakarta Convention Center . Debat terakhir yang diikuti oleh Capres; Anis Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo mengangkat tema pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kesejahteraan sosial, teknologi informasi, ketenagakerjaan, dan inklusi.

Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan merasa perlu mendokumentasikan gagasan para Capres dalam memajukan pendidikan di negeri tercinta ini. Oleh sebab itu, tulisan ini berfokus pada pandangan dan rencana Capres dalam meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh tanah air.

Seperti debat sebelumnya, para Capres menyampaikan visi misi mereka secara bergantian. Penyampaian visi misi pada debat kali ini, dimulai dari Capres Probowo (No. 2), disusul Capres Ganjar Pranowo (No. 3), dan terakhir Capres Anis Baswedan (No. 1.)

Menurut capres Prabowo, pendidikan merupakan hal yang sangat strategis. Olehnya itu, dia akan memperbaiki gaji guru, termasuk gaji honorer. Ia juga akan meningkatkan kompetensi guru dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan bagi seluruh guru.

Setelah paslon no. 2 menyampaikan visi misinya, giliran selanjutnya adalah Capres Ganjar Pranowo. Paslon no. 3 ini menyampaikan bahwa ia akan memperbaiki akses pendidikan, lebih inklusi, kurikulum yang mantap, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ia akan memperhatikan nasib guru dan dosen.

Sedangkan paslon no. 1 yang terakhir menyampaikan Visi Misinya mengatakan bahwa capres Anis akan mewujudkan generasi cerdas dan biaya pendidikan yang terjangkau.

Pada sesi memperdalam visi misi Capres, Anis Baswedan menjawab pertanyaan dari penelis tentang tanggung jawab guru dan doesn makin besar namun kontribusinya kurang dihargai. Meskipun anggaran pendidikan sudah mencapai 20 % dari APBN. Kualitan pendidikan terhambat oleh kecilnya gaji, minimnya fasilitas, beban administrasi berlebihan. "Apa yg akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru dan dosen?". tanya moderator debat. 

Anis menjawab "ketika kita berbicara mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidiklah menjadi kuncinya. Kita ingin pendidik mendidik anak-anak kita. Karena itu, kita harus bertanggung jawab atas kesejahteraan pendidiknya agar bisa konsentrasi mendidik anak-anak kita. Prinsip ini harus dipegang oleh penanggungjawab atau penentu kebijakan di seluruh Indonesia".

Program Capres Anis adalah percepatan sertifikasi guru, pengangkatan 700.000 guru honorer menjadi guru PPPK. Beasiswa untuk anak guru dan anak dosen, serta anak tenaga kependidikan. Anis mewanti-wanti jangan sampai mereka mendidik ratusan anak tapi anaknya tidak pernah bisa menyelesaikan pendidikannya sampai tuntas. 

Demikian juga menurut Anis bahwa perlu ada penghargaan kepada dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja. Dan yang tidak kalah penting menurut Pak Anis adalah mengurangi beban administrasi dosen. "Dosen itu, mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat. Tapi jangan diberikan beban administrasi terlalu besar. Jadi menurutnya bahwa prinsipnya, ada nilainya dulu kita pegang, kemudian ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban-beban yang tidak perlu". Ungkap Anis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline