Lihat ke Halaman Asli

Sosok Pemimpin yang Ideal

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah membayangkan atau merasakan menjadi seorang "Vinicio".  Seorang pria yang menderita penyakit langka dan terlihat menjijikan.  Namun Pria tersebut sangat berbesar hati dan sangat bahagia karena banyak orang yang menilai menjijikan dan menjadi seorang yang tersingkir di peluk erat dan diberi berkat oleh Paus Franciskus pemimpin umat katolik.

Bisa dirasakan menjadi orang yang menderita dan tersingkir ternyata sangat diperhatikan oleh Pimpinan tertinggi umat Katolik pada saat ini. Vinicio yang berasal dari Provinsi Vicenza Italia, menderita penyakit semenjak usia 15 tahun dan saudaranya juga menderita penyakit yang sama dideritanya meski lebih ringan.  Vinicio bersaksi bahwa “Tangan Paus begitu lembut.  Senyumnya ceria dan terbuka. Mau memeluk erat dan  yang paling mengesankan adalah bahwa Paus langsung mencium. Penyakitku tidak menular, tapi ia tidak tahu itu. Ia membelai wajahku, dan ketika dia melakukan, saya merasakan sentuhan kasihnya”.

Bagaimana bila semua Peminpin Bangsa dan Agama berjiwa seperti Paus Franciskus, Dunia ini akan damai tidak ada perang, korupsi dan pertentangan agama. Pemimpin yang memperhatikan kaum hina, tersingkir dan miskin menjadi tetap perhatian untuk hidup layak. Jika pemimpin bangsa bisa, tentunya keminskinan akan teratasi, masyarakat akan mendapatkan hidup yang layak, Jika pemimpin bangsa mau untum memperhatikan orang-orang dengan damai tentunya terbebas dari permusuhan, Jika pemimpin terbuka pada siapa saja yang datang tanpa berfikiran negatif tentunya akan membuat ketenangan semua orang.

Sebagai masyarakat dan umat beragama tentunya sosok pimpinan yang menjadi ideal, ini bisa menjadi contoh bagi pemimpin - peminpin bangsa. Menjadi sosok pemimpin ideal yang membebaskan dari kemiskinan, permusuhan dan menuju ke kesejahteraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline