Kelompok Wirausaha Muda Akuakultur didirikan di tahun 2018 terdiri dari beberapa lulusan sarjana baru dan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ULM yang belajar menciptakan pekerjaan melalui wirausaha akuakultur (budidaya ikan) . Semula usaha mereka berada di kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru, di awal tahun 2024 mereka melakukan aktivitas di perkolaman irigasi desa Sungai Sipai, kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Selama ini usaha utama mereka adalah produksi benih-benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar skala kecil .
Dalam 6 tahun terakhir keberlanjutan usaha ini mengalami beberapa permasalahan antara lain masih menggunakan kolam terpal dan dalam menyediakan benih ikan konsumsi yang setiap tahun meningkat, karena kendala pengetahuan, teknis pembenihannya. Berkaitan dengan ikan gurami (kalui) Permasalahan yang ditemui dalam mengembangkan produksi benih ikan gurami adalah belum mampunya memproduksi benih ikan gurami (kalui) berkualitas berkesinambungan dan belum mampunya menerapkan teknik pendederan sistem kolam tanah (sikonah) menjadi masalah dalam pengadaan benih ikan yang berkualitas, jumlah yang tepat, tepat harga dan berkelanjutan.
Padahal usaha produksi benih ikan gurami sangat menjanjikan.Produksi benih ikan gurami menurut Bank Indonesia (2024) dan Prayuginingsih dan Ridho (2018), pemeliharaan ikan gurami memerlukan persyaratan kuantitas dan kualitas tertentu sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Syarat- syarat tersebut antara lain : dilakukan di lokasi dataran rendah pada ketinggian 20-40 m diatas permukaan laut, kuantitas dan kualitas air yang mencukupi, tenang, bersih dengan dasar kolam yang tidak berlumpur, tanah tidak berpourus dan temperatur optimum 25-30 derajat celcius.
Pemeliharaan ikan gurami cukup sederhana dan tidak membutuhkan teknologi yang tinggi, demikian juga alat-alat yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ini tersedia di seluruh Indonesia dan mampu dibuat oleh masyarakat. Produk budidaya ikan gurami dapat di jual pada setiap tahap pemeliharaan mulai dari telur, benih ikan (ukuran 0, 5 gram, 1 gram, 5 gram, 20 gram) sampai dengan ukuran konsumsi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih cepat sesuai dengan kebutuhan petani. Tata niaga ikan gurami cukup ringkas dan efisien. Penetapan waktu menjual ditentukan oleh kebutuhan keuangan petani dan atau permintaan pasar terhadap ikan ukuran tertentu.
Atas dasar itulah maka perlu dilakukan bimbingan teknis dalam memproduksi benih ikan gurame sistem kolam tanah (sikonah), agar kegiatan budidaya ikan gurami dapat meningkatkan produksinya dan berkelanjutan. Pada akhirnya kegiatan ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan para anggota kelompok dan menjadi pilot project bagi para pembudidaya ikan yang lain untuk meningkatkan keuntungan usahanya dan berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan pengabdian yang wajib dilakukan oleh dosen Universitas Lambung Mangkurat melalui skema pendanaan dosen wajib mengabdi 2024. Dosen yang terlibat di kegiatannya ini diketua oleh Dr. Ir. Agussyarif Hanafie, M.Si dengan anggota Dr. Ir. Fatmawati, M.Si., Ir. Hj. Ririen Kartika Rni, M.P, Olga, S.Pi., M.Si dan Dr. Ir. Siti Aisiah, S.PI., M.Si dibantu dua orang mahasiswa.
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan bimbingan teknis produksi benih ikan gurami sikonah menunjukkan bahwa produksi benih ikan gurami sikonah telah berhasil dilaksanakan dengan baik dengan antusiasme yang tinggi dari khalayak sasaran dan sudah mengetahui dengan baik seluruh materi pengetahuan yang diberikan; setelah kegiatan terjadi peningkatan lebih dari 344,286 % dan peningkatan pengetahuan mencapai 3,44 kali dari pengetahuan awal.
Khalayak sasaran memiliki keterampilan dengan baik seluruh keterampilan setelah dilaksanakan bimbingan teknis dan sesudah kegiatan terjadi peningkatan dari dari 449,12% atau peningkatan keterampilan mencapai 4,49 kali dari keterampilan awal. Menurut Dr. Ir.Agussyarif Hanafie , M.Si jika usaha ini berjalan baik dan benar , mampu meningkat keuntungannya dan berkesinambungan, diperkirakan, margin pembenihan ikan gurami dengan pembelian telur 30.000 butir seharga Rp3.000.000,00, dengan kelulusan hidup 50% dengan harga jual benih Rp.1000/ekor = Rp15.000.00, maka selisihnya didapatkan margin = Rp12.000.000,- sekali produksi benih selama 40-45 hari. Margin belum dikurangi dengan biaya lainnya.
DAFTAR REFERENSI :
1.Bank Indonesia, 2024 . Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Budidaya Pendederan Dan Pembesaran Ikan Gurami (Pola Pembiayaan Konvensional). BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. 53 halaman. https://www.bi.go.id/id/umkm/pembiayaan/Documents/9810757b4fda4951970f86db3886a20aBudidayaPendederandanPembesaranIkanGuramiKonvensio.pdf . Diakses tanggal 26 April 2024 jam 03.46.
2.Prayuginingsih H dan Ridho, A.A., 2018. Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurami Pada Kolam Tanah Analysis Of The Feasibility Of Business In Gurami Fish In Land Pool. Jurnal Penelitian Ipteks Vol. 3 No. 1 Januari 2018 p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 HAL: 57-63 .