Lihat ke Halaman Asli

Agus Suwanto

Engineer

Teknologi Mata-mata Membuat Dunia Tanpa Sekat

Diperbarui: 8 November 2019   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi:CNBC Indonesia

Membaca berita bahwa WhatsApp mengakui diserang oleh spyware canggih, sungguh membuat saya tercenung sesaat. Bagaimana bisa WhatsApp yang adalah bagian dari Facebook, sebuah  perusahaan besar dan juga canggih masih bisa kebobolan oleh algoritma lain yang pasti lebih canggih lagi? Mereka yang juga merupakan kumpulan orang-orang pinter masih bisa 'dikadalin' oleh orang lain. Siapa pencipta Spyware canggih tersebut? Bagaimana cara kerjanya? Kemudian, apa saja yang didapat oleh si pembobol?

Adalah NSO Group dari Israel yang menciptakan software mata-mata atau spyware canggih bernama Pegasus yang telah menggegerkan dunia teknologi komunikasi. Alat canggih ini sudah dijual ke beberapa pihak di luar Israel untuk keperluan mata-mata. WhatsApp yang didukung oleh Facebook terpaksa memperkarakan perusahaan Israel ini ke pengadilan federal atas tuduhan peretasan yang dialami oleh para penggunanya.

Menurut pengakuan WhatsApp sendiri, cara kerja spyware Pegasus sangatlah canggih dan bikin geleng-geleng kepala. Pegasus bisa disusupkan melalui fitur video call dan panggilan telepon WhatsApp. Setelah menyusup, dia bisa mengaktifasi dirinya di dalam ponsel si korban. Jadi yang dibutuhkan hanyalah nomor ponsel si korban agar dapat melakukan telepon atau video call.

Bahkan, masih menurut keterangan dari pihak WhatsApp, aplikasi-aplikasi komunikasi lain seperti iMessage, Skype, Telegram, WeChat, Facebook Messenger, dan lainnya, juga tidak luput dari susupan spyware ini. Ini karena Pegasus didesain, salah satu bagiannya, untuk mengintersepsi komunikasi yang dikirim dan diterima dari perangkat, termasuk komunikasi melalui beberapa aplikasi komunikasi tersebut.

Begitu Pegasus masuk ke ponsel korban, maka dia bisa mengambil semua data seluler berupa foto, email, nomor kontak, lokasi, arsip, data history browsing, rekaman audio dan kamera. Ia juga bisa mengaktifkan mikrofon dan kamera di ponsel target untuk mendapatkan data.

Jadi, si pembobol bisa mendengar melalui mikrofon dan melihat serta memotret melalui kamera si korban. Semua dilakukan dari jarak jauh, tanpa disadari oleh pemilik ponsel. Ini disebabkan pegasus menyusup tanpa jejak, dengan konsumsi baterai yang minimal agar tak menimbulkan kecurigaan. Selain itu dalam proses penyusupannya, Pegasus juga hanya mengkonsumsi memori dan data yang sangat minimal, serta mempunyai opsi untuk menghapus diri sendiri yang bisa digunakan setiap saat. Korban yang telah tersusupi oleh spyware ini tidak akan merasakan perubahan apapun di ponselnya.

Munurut berbagai sumber, NSO, selaku developer spyware Pegasus diyakini telah menjual alat sadapnya ini ke beberapa pihak di dalam dan luar Israel. Data sejauh ini menunjukan bahwa korban mata-mata adalah para aktivist politik, pegiat HAM dan pejabat pemerintah.

Selain digunakan oleh pemerintah Israel, salah satu yang diyakini sebagai pengguna alat mata-mata ini adalah oknum pejabat pemerintahan Arab Saudi. Dan yang menjadi target korban adalah aktivist Jamal Kashogi, yang ponselnya telah disadap, sehingga segala kegiatannya selalu bisa diketahui oleh penyadapnya, yang akhirnya membungkam selamanya si korban saat datang ke kantor Konsulat Saudi di Istambul.

Dipastikan juga pemerintah Israel memanfaatkan Pegasus ini sebagai alat pelengkap  untuk kegiatan mata-mata. Jadinya tidak mengherankan ketika PM Benyamin Netanyahu dengan gamblang di forum sidang umum PBB membongkar segala kegiatan penyimpanan bahan senjata nuklir Iran yang seharusnya sangat rahasia. Sang PM bahkan membeberkan foto-foto yang detail tentang di mana dan kapan Iran memproduksi, memindahkan dan menyimpannya.

Selain aktivitas yang terjadi di Iran, pejabat Israel juga dengan terbuka memberitahu media bahwa 'mata' Israel tahu segala pergerakan pasukan dan senjata berat termasuk rudal yang dimiliki oleh kelompok Hisbulah di Libanon dan kelompok Hamas di jalur Gaza. Pemerintah Israel juga mengetahui secara detail pergerakan pasukan dan persenjataan Iran di tanah Suriah.

Ada moto yang beberapa kali diucapkan oleh pejabat militer Israel yang ditujukan kepada  para 'musuhnya' ini: "Israel tahu apa yang kamu rencanakan; Israel tahu apa yang kamu lakukan dan Israel tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga kemanan Israel".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline