Lihat ke Halaman Asli

Menjaga Kedaulatan di Tengah Pusaran Konflik: "Ancaman Laut China Selatan bagi Indonesia"

Diperbarui: 13 Mei 2024   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Laut China Selatan, bagaikan mutiara tersembunyi di antara benua Asia dan Pasifik, menyimpan kekayaan alam yang berlimpah dan menjadi jalur pelayaran strategis. Namun, di balik keindahannya, laut ini juga menjadi arena perebutan wilayah dan sumber daya yang memicu ketegangan antar negara, termasuk Indonesia. Ancaman konflik di Laut China Selatan kian nyata, membayangi kedaulatan dan stabilitas kawasan.

Akar perselisihan di Laut China Selatan bermula dari klaim teritorial yang saling bertentangan. China, dengan ambisi "Sembilan Garis Putus" yang kontroversial, mengklaim hampir seluruh wilayah laut ini. Klaim ini berbenturan dengan klaim dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan. Indonesia, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam sengketa ini, memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang berbatasan dengan Laut China Selatan, khususnya di wilayah Kepulauan Natuna.

Ancaman terhadap kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan tampak jelas dalam beberapa bentuk. Pertama, aktivitas agresif China, seperti pengerukan karang dan pembangunan pulau buatan untuk memperkuat klaimnya, meningkatkan potensi gesekan dan konfrontasi. Kedua, pelanggaran wilayah ZEE Indonesia oleh kapal penangkap ikan dan kapal patroli China kian marak, menjarah sumber daya alam dan mengganggu kedaulatan maritim Indonesia. Ketiga, intimidasi dan unjuk kekuatan militer China di Laut China Selatan menimbulkan rasa tidak aman dan memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik.

Konflik di Laut China Selatan bukan hanya isu politik, tetapi juga memiliki dampak nyata terhadap ekonomi dan stabilitas kawasan. Tiongkok secara aktif melakukan militerisasi di Laut China Selatan, membangun pulau-pulau buatan, mengerahkan aset militer, dan melakukan latihan perang. Hal ini meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran di antara negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Aktivitas ilegal di ZEE Indonesia merugikan nelayan lokal dan menghambat potensi ekonomi maritim. Ketegangan dan potensi konflik juga dapat mengganggu stabilitas kawasan, memicu perlombaan senjata, dan menghambat kerjasama regional.

Menyikapi ancaman ini, Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan dan stabilitas di Laut China Selatan. Pertama, memperkuat patroli maritim dan penegakan hukum di ZEE Indonesia untuk mencegah pelanggaran dan aktivitas ilegal. Kedua, meningkatkan diplomasi dan kerjasama regional untuk membangun mekanisme penyelesaian sengketa secara damai dan konstruktif. Ketiga, memperkuat kapasitas pertahanan maritim untuk menjaga kedaulatan dan melindungi kepentingan nasional. Keempat, terus mempromosikan prinsip-prinsip hukum internasional seperti UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) untuk menjaga ketertiban maritim.

Menjaga kedaulatan di Laut China Selatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Kesadaran maritim dan nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini untuk membangun rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap wilayah maritim. Dukungan masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat pertahanan maritim dan diplomasi juga sangat penting. Selain itu perlu diingat bahwa penyelesaian sengketa Laut China Selatan harus dilakukan secara damai dan sesuai dengan hukum internasional. Dialog dan kerjasama antar negara-negara yang bersengketa menjadi kunci utama untuk mencapai solusi yang adil dan permanen.

Masa depan Laut China Selatan tidak hanya akan menentukan nasib negara-negara yang terlibat dalam sengketa, tetapi juga berimplikasi luas bagi stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik. Indonesia, sebagai negara maritim dengan peran strategis di kawasan, harus proaktif dalam upaya menjaga perdamaian dan kedaulatan di Laut China Selatan.

Laut China Selatan adalah anugerah alam yang patut dijaga dan dikelola secara berkelanjutan. Upaya kolektif untuk menyelesaikan sengketa secara damai dan membangun kerjasama regional yang harmonis menjadi kunci stabilitas dan kemakmuran bagi seluruh negara di kawasan. Indonesia, sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia, memiliki peran penting dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.

Ancaman konflik di Laut China Selatan nyata dan patut diwaspadai. Namun, dengan langkah strategis yang tepat, diplomasi yang aktif, dan kerjasama regional yang solid, Indonesia mampu menjaga kedaulatannya dan berkontribusi pada terwujudnya Laut China Selatan yang damai dan sejahtera. Menjaga kedaulatan laut adalah tanggung jawab bersama, demi mewujudkan masa depan maritim yang gemilang bagi bangsa dan negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline