Lihat ke Halaman Asli

Lari

Diperbarui: 2 April 2019   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#PENTIGHRAF

LARI

Aku terus berlari. Darah yang mengucur dari ibu jari kaki karena terantuk batu tidak aku hiraukan, yang penting berlari sejauh mungkin dan menyamarkan pandangan para jahanam dari kelebat tubuhku yang mulai kepayahan.

Sial! Tenaga yang terkuras sudah tidak mampu lagi memberikan kekuatan. Aku terjatuh!
"Ah, pergi kau jahanam! Jangan sentuh tubuhku! Jangan ...!" Aku berteriak sekuat tenaga, tapi sia-sia. Riuh penghuni hutan rimba sepertinya sudah menenggelamkan suaraku yang hampir berdesis.

Tidak ada yang dapat aku lakukan setelah itu, usaha sia-sia. Aku menangis. Ingin rasanya menjerit. Tapi belum sempat menjerit ... aku merasakan tamparan keras di pipi kiri.  Itu cukup membuatku tersadar dari tidur lelap dan mimpi menakutkan.

Rdk-0701=91

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline