Kalau kita mendengar kata Al-azhar langsung terbesit di benak kita tentang universitas al-azhar yang ada di mesir, nah begitupun apa yang saya alami ketika saya ditanya oleh teman saya "mau kemana?", " Ke masjid alzhar". Teman saya langsung berkata "yang ada dimesir?", memang tidak salah karena pada umumnya kita familiar dengan al-azhar yang ada di mesir.
Namun, al-azhar yang akan saya bahas kali ini adalah masjid al-azhar yang terletak di kompleks perumahan kejaksaan tinggi Sulawesi tenggara di jl. Jati Raya kelurahan wawowanggu kecamatan kadia, kota Kendari.
Nama Al-Azhar dari masjid ini diambil dari nama belakang sang pencetus dan penginisiasi, yaitu bapak Antasari Azhar, yang pada saat itu beliau menjabat sebagai kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara.
Setelah sebelumnya beliau menjabat sebagai kepala kejaksaan tinggi sumatera selatan. Dan juga jabatan sebagai kepala kejati di Sulawesi tenggara ini, adalah jabatan terakhir bapak antasari azhar sebelum beliau menjabat sebagai ketua KPK pada tahun 2007.
Sebagai orang yang alim dan taat beragama (kata beberapa sumber yang saya wawancarai) bapak antasari azhar sangat memperhatikan mesjid, terutama keberadaan masjid di semua kompleks kejaksaan tinggi. Cerita berdirinya masjid al-azhar ini, dimulai ketika awal-awal bapak antasari azhar tiba di kota kendari untuk menjabat sebagai kepala kejaksaan tinggi Sulawesi tenggara.
Nah pada waktu itu beliau meninjau kompleks kejaksaan tinggi yang ada dikendari, yaitu yang ada di tipulu dan jati raya, dimana kompleks kejati jati raya tersebut waktu itu belum ada masjid masjidnya. Sehingga beliau berinisiatif untuk mendirikan masjid, lalu suatu hari beliau mengumpulkan semua KAJARI untuk membicarakan pendirian masjid di kompleks kejati yang ada di jati raya ini.
Kata pak salahudin (mantan kajari kota kendari), yang pada zaman pak antasari menjabat sebagai intel kejati) masjid Al-Azhar ini bisa dibilang masjid NKRI, karena berbagai suku dan agama terlibat dalam pembangunan masjid ini, ada orang muna, bugis, jawa, bali, dll. Serta ada agama bali (hindu), Kristen dan tentu saja islam.
Jadi walaupun bapak antasari azhar tidak tinggal di kompleks kejati yang ada dijati raya ini, namun beliau sering datang dan menyempatkan waktu untuk hanya sekedar sholat di masjid al-azhar ini, apalagi pada saat pembangunan masjid beliau sangat sering ke kompleks kejati jati raya ini untuk mengawasi, dan meninjau pembangunan masjid ini. Sehingga Masjid ini bisa berdiri kokoh hingga sampai saat ini.
Jadi dengan adanya masjid ini para warga kompleks kejati sultra jati raya tidak perlu keluar jauh-jauh untuk pergi sholat, hingga sampai saat ini bangunan masjid ini belum pernah dilakukan perubahan ataupun renovasi semenjak bapak antasari azhar masih di Sulawesi tenggara. Sehingga kegigihan beliau dalam memperjuangkan berdirinya masjid al-azhar ini masih bisa kita rasakan sampai saat ini.
Banyak kegiatan yang dilakukan dimasjid ini diataranya yaitu, kajian pekanan, TPA anak-anak, pengajian ibu-ibu, dan tarbiyah yang pesertanya terdiri dari berbagai kalangan (mahasiswa, anak SMA, PNS, pengusaha, pejabat, maupun pengangguran, semua ada disini).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H