Mentari masih dalam genggaman langit ketika para laskar Tunas kelapa memecah keheningan di dermaga Tulung Selapan OKI-Sumatera Selatan, belum banyak pengais rupiah yang hadir di pusat perniagaan dan keramaian ini. Suara rekaman burung walet yang berjajar menjulang tinggi pada bangunan berwarna pekat di sepanjang jalur menuju dermaga menjadi satu-satunya suara yang melantang di telinga 53 orang para anggota Pramuka Peduli Pariwisata Sumatera Selatan dan Pramuka Kwarran Tulung Selapan OKI dalam kesibukkannya mengatur muatan di dua unit armada air terbesar milik Pak Haji Jhonsi. Berbagai perlengkapan kemah, peralatan selam dan snorkeling, peralatan dapur, peralatan pertukangan, genset, mesin las, mesin potong rumput, chainsaw, bahan makanan hingga perlengkapan orgen tunggal memenuhi ruang demi ruang di moda air berwarna kuning cerah, semuanya dipersiapkan untuk Kemah Bakti Pramuka Peduli Pariwisata dan Bela Negara 4-8 Oktober 2021 di Pulau Maspari Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
Rentang waktu dua jam menelusuri sungai alami dari Tulung Selapan kearah persinggahan desa Sungai lumpur tak ayal turut memberikan kesan tersendiri, jajaran pohon nipah dengan berbagai satwa liar menunjukkan keramahan dan keseimbangan alam sangat terjaga diarea yang dikelilingi oleh anak perusahaan PT. OKI Pulp and Paper mill ini. Praktis moda air menjadi satu-satunya sarana yang diandalkan oleh penduduk yang berjumlah 63.204 jiwa (data statistics Indonesia tahun 2020) pada kecamatan yang memiliki luas wilayah 4.853 Km2 ini.
Setelah menambah bahan bakar untuk speedboat di desa Sungai lumpur perjalanan dilanjutkan membelah selat Bangka menuju Pulau Maspari. Deburan ombak dan semilir angin laut menyeruak memasuki celah-celah armada air yang bermesinkan 2x200PK itu, sesekali butiran air laut menerpa wajah penumpang seakan menambah kesejukkan dan keseruan perjalanan. Setelah lebih kurang 30 menit dari desa Sungai lumpur penampakkan Pulau Maspari nan indah makin menambah semangat semuanya, kapalpun akhirnya merapat di dermaga yang berwarna seirama dengan warna kapal. Terbayar sudah rasanya lelah terombang-ambing dalam perjalanan darat Palembang ke Tulung Selapan yang memakan waktu hampir 5 jam meskipun jaraknya hanya berkisar 98 Km saja, dan perjalanan air yang memakan waktu 2,5 jam.
Bongkar muatpun mulai dilakukan, pengaturan lokasi perkemahan, dapur umum, titik kumpul dan pusat informasi kegiatan dijalankan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Tim kerja langsung mengkondisikan situasi. Beruntungnya di Pulau ini sudah ada beberapa bangunan baru milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan sehingga atas kerjasama antar instansi pemerintah itu makin mempermudah pengaturan tim kerja.
Tidak menunggu lebih lama, semua Tim Kerja yang telah diatur sejak di rumah transit milik Pak David Tulung Selapan langsung mennjalankan tugasnya masing-masing. Tim Bersih Pantai, Tim Dapur, Tim Banner dan Akomodasi serta kelistrikan, Tim Reklamasi, Tim Kesehatan, Tim Pemasangan Papan Petunjuk, Tim Pemasangan Monumen Petunjuk Pulau Maspari dan Sumur Petilasan serta Tim Peliputan/Dokumentasi. Semuanya dapat berjalan dengan baik hingga menjelang dihari ketiga berada di Pulau Maspari, yakni bertepatan dengan hadirnya 17 orang rombongan kedua yang tergabung dalam FAMTRIP (Familiarization Trip) bersama beberapa awak media dan di komandoi langsung oleh Kak Vita Sandra dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel yang kebetulan juga salah satu penanggungjawab dalam kepengurusan Pramuka Peduli Pariwisata Sumsel.
Pada giat Kemah Bakti Pariwisata dan Bela Negara ini turut hadir Kak Rohadi Wijaya dari Bogor yang merupakan salah satu penulis Prahara di Pulau Maspari, intens dalam giat kepedulian lingkungan maupun social, ide creator pada novel Api Unggun Terakhir dan juga hadir Dewinta Haryanti yang merupakan salah satu pemeran Film Ada Apa Dengan Cinta 2, seorang penyelam, Asisten Coach Artis dari Jogyakarta. Mereka dihadirkan khusus untuk memberikan motivasi dan kiat suksesnya pada sesi Jumpa Tokoh di Pulau Maspari.
Penjelajahan mengelilingi Pulau Maspari dimulai dari Mendaki Bukit Pandu, pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2021 bertepatan dengan dimulainya lomba Foto yang diikuti oleh seluruh peserta. Terlihat jelas antusias semua peserta yang ikut, tak ayal jepretan berbagai jenis kamera mulai beraksi mengabadikan berbagai moment. Pada ketinggian 50 meter mdpl diatas bukit Pandu dapat terlihat indahnya hamparan laut perbatasan selat Bangka di bagian barat bukit sedangkan di bagian timur hamparan lautan yang mengarah ke desa Sungai Khong kecamatan Tulung Selapan-OKI, tempat yang konon menjadi saksi terjadi pertempuran pada tahun 1406 pasukan Laksamana Cheng Ho menumpas perompak laut Chen Zuyi yang terkenal bengis. Pada bagian utara terlihat juga Pantai Ekor Pari yang sangai eksotis, pantai ini bentuknya selalu berubah setiap harinya sebagaimana dipaparkan pada link tulisan berikut ini https://www.kompasiana.com/agussulaiman/5c84debe12ae9467827cfbc2/misteri-misteri-pulau-maspari?page=all&page_images=1 . Tidak hanya itu, diatas bukit yang terdapat tower rambu pemandu pelayaran ini dapat juga kita saksikan terbit dan tenggelamnya matahari, hal ini tentu saja menambah nilai kepuasan tersendiri bagi siapa saja yang singgah.