Lihat ke Halaman Asli

Made Agus Sugianto

Analis Kebijakan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Badung Bali

Peran Kepemimpinan Lateral dalam Perubahan Pola Kerja Baru ASN

Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu program dari lima program prioritas presiden Jokowi adalah penyederhanaan birokrasi menuju organisasi yang agile. Pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia memang menunjukkan kemajuan dan mencatatkan beberapa pencapaian kinerja, namun demikian belum menunjukkan hasil yang optimal karena perubahannya relatif kecil dan bersifat incremental (Turner, et. al., 2019).

Peraturan Menteri PAN RB Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi, menjelaskan bahwa penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien dengan mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Melalui penyederhanaan birokrasi, akan terjadi perubahan pola kerja dengan prinsip antara lain: a).orientasi pada hasil; b).kompetensi; c).profesionalisme; d).kolaboratif; e).transparansi; dan f).akuntabel. Dalam pelaksanaan tugas, pejabat fungsional dan pelaksana dapat bekerja secara individu dan/atau dalam tim kerja dengan mengedepankan profesionalisme, kompetensi, dan kolaborasi berdasarkan keahlian dan/atau keterampilan yang berasal dari dalam satu unit organisasi, lintas unit organisasi, dan/atau lintas Instansi Pemerintah.

Selanjutnya peraturan tersebut menjelaskan bahwa penugasan pejabat fungsional dan pelaksana dilakukan melalui penunjukan dan/atau pengajuan sukarela, dan yang berperan sebagai ketua tim diutamakan berasal dari unit organisasi pemilik kinerja. Ketua tim melaporkan pelaksanaan tugas tim kerja kepada pimpinan unit organisasi secara berkala. Tim kerja akan bekerja dengan Struktur Kepemimpinan Lateral, dengan pola kerja tanpa otoritas, tidak top-down, peer to peer dan organisasi matriks. Struktur matriks (matrix structure) adalah sebuah struktur organisasi di mana lembaga mengatur organisasinya berdasarkan hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan vertikal didasarkan pada dimensi seperti: fungsi, proyek, atau wilayah kerja. Struktur ini tidak mengikuti model hierarkis tradisional melainkan mengkombinasikan dua atau lebih jenis struktur organisasi (Pachal, 2023).

 Struktur Kepemimpinan Lateral memiliki kelebihan antara lain: 

a) Menggantikan ketidakmampuan kepemimpinan hierarki untuk memecahkan semua masalah;

b) Mempercepat pengambilan keputusan dan pencarian solusi dan 

c) Meningkatkan kreativitas anggota tim. Kepemimpinan lateral tidak menghapus hierarki, tapi dapat mengurangi campur tangan eksekutif di lini yang butuh keputusan cepat dan kompleks.

Pada organisasi ini, manajer tim bukan sebagai 'pemimpin formal' dan mampu menciptakan pemahaman bersama, menguatkan hubungan dan membangun kepercayaan anggota tim. Pada sisi lain, diperlukan pejabat fungsional dan pelaksana dengan literasi digital yang baik, pola pikir agile dan mampu bekerja dengan metode kerja yang terintegrasi dan fleksibel.

Hasil Survey Ministry of Finance Organizational Fitness Index (Mofin) pada Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan tahun 2021 menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kepemimpinan dari 81 pada tahun 2019 (sebelum bertransformasi ke organisasi matriks),  menjadi 82 pada tahun 2021 (setelah bertransformasi ke organisasi matriks). Dengan pola kerja yang ada saat ini, membuka ruang bagi pegawai untuk berinovasi dan berinisiasi. Di sisi lain, pimpinan juga terus memberikan dukungan dan tantangan kepada pegawai agar output yang dihasilkan bisa optimal. Perubahan mekanisme kerja dan pola kepemimpinan telah berhasil meningkatkan keterlibatan pegawai.

Ada beberapa tantangan dalam implementasi Kepemimpinan Lateral. Pertama, pola kerja yang dinamis dan agile memerlukan kesepahaman visi, kejelasan pembagian tugas, termasuk mekanisme penilaian kinerja yang adil. Kejelasan visi dan tujuan strategis akan memberikan kesepahaman diantara seluruh personel organisasi tentang apa yang dibutuhkan dari mereka untuk keberhasilan organisasi. 

Tantangan berikutnya, pimpinan masih ada yang memakai budaya hierarki dalam mengelola tugas tim. Budaya kerja hierarki menekankan konsep lingkungan kerja yang formal dan terstruktur yang mengakibatkan implementasi Kepemimpian Lateral belum secara menyeluruh diimplementasikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline