Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Pensiun Menjadi Hal Paling Melegakan Bagi Seorang Guru, Benarkah?

Diperbarui: 15 Juli 2024   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi guru sedang mengajar di kelas (Sumber gambar: ANTARA FOTO via Tirto.id)

Saat mengamati foto pertemuan teman-teman guru yang sudah pensiun, saya temukan sesuatu hal menarik. Wajah mereka tampak begitu cerah. Senyum mereka terlihat begitu lepas, apalagi tawa mereka.

Demikian pula saat seorang teman guru yang telah pensiun berkunjung ke sekolah karena ada sebuah urusan. Penampilan sang teman tadi pun terlihat begitu lepas. Canda dan tawanya mengalir begitu saja.

Ketika saya tanya, bagaimana rasanya setelah pensiun.

Jawabannya, lega dan plong. Pokoknya bebas.

Fenomena semacam inilah yang sekarang banyak ditemui di kalangan guru. Detik-detik memasuki masa pensiun seakan menjadi sebuah jalan menuju kebebasan. Mereka sepertinya tidak sabar memasuki masa itu.

Beban Kerja Seorang Guru Semakin Berat

Tidak dapat dimungkiri, perasaan plong para pensiunan tersebut berkaitan dengan tugas yang diemban para guru makin hari makin berat. Dan situasi semacam ini terasa berat bagi guru-guru dalam kategori tua.

Hal berbeda dengan situasi beberapa puluh tahun silam. Saat guru tidak pernah dihadapkan pada deadline maupun kewajiban lain berkaitan dengan teknologi.

Saat itu di mana para guru mengajar benar-benar mengajar. Tidak harus dibebani dengan aneka macam tuntutan, apalagi bersentuhan dengan teknologi.

Namun setelah pandemi Covid-19, kehidupan seorang guru mendadak berubah drastis. Tuntutan tugas pun makin banyak dan sentuhan dengan teknologi tidak terelakkan lagi.'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline