Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Menyusuri Akuaduk, "The Flying River" Kota Magelang yang Unik

Diperbarui: 13 Juni 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akuaduk di Kota Magelang yang dibuat tahun 1883 M masih berfungsi hingga sekarang (Sumber gambar: dokumen pribadi)

Jika Jakarta memiliki jalan yang melayang di atas jalan, maka Magelang mempunyai saluran air yang berada di atas jalan. Saluran ini biasa disebut dengan akuaduk yang kemudian diartikan sebagai saluran air di atas jalan. Padahal arti sebenarnya, akuaduk adalah saluran air untuk memindahkan air dari tempat yang jauh dengan mengandalkan gaya gravitasi.

Namun entah apa pun namanya, akuaduk yang ada di Kota Magelang terbilang keren. Sebab bangunan ini dibuat pada tahun 1883 M oleh pemerintah colonial Hindia-Belanda.

Bagi mereka yang pernah berkunjung ke Kota Magelang dari arah Semarang, bangunan akuaduk itu berada di sebelah kiri, saat menyusuri Jalan A. Yani. Saluran air itu berupa gundukan tanah dengan taman di lerengnya.

Jika sempat untuk turun dan menaiki gundukan tanah tersebut, pengunjung akan menemukan sebuah saluran air yang relative bersih memanjang dari utara ke Selatan. Di beberapa bagian, di bawah saluran air tersebut terdapat beberapa Lorong yang berfungsi sebagai jalan. Lorong itu disebut dengan plengkung oleh masyarakat Magelang.

Bangunan akuaduk ini sebenarnya merupakan saluran irigasi yang berasal dari Kali Manggis sepanjang 6,5 kilo meter ke wilayah Jagoan. Adapun tujuan Belanda membuat saluran air ini dikarenakan kondisi Kota Magelang yang relative lebih tinggi dibanding 2 sungai di bagian barat dan timur.

Plengkung, jalan raya yang terdapat di bawah akuaduk (Sumber gambar: dokumen pribadi)

Kali Manggis sendiri merupakan saluran irigasi besar berasal dari Sungai Progo dan Elo. Pembuatan akuaduk ini untuk mengalirkan air dari kali Manggis ke wilayah kota Magelang bagian Selatan.

Uniknya bangunan akuaduk di Magelang adalah penggunaan gravitasi untuk mengalirkan air di sepanjang 6,5 kilo meter itu. Sehingga diperlukan gundukan tanah sebagai penampatan saluran air tersebut.

Keunikan kedua adalah saluran air yang dibuat bukan dari batu bata dan semen, namun dari semacam pipa besar yang dibelah. Sehingga bentuk dasar saluran tersebut berbentuk cekung.

Keunikan lain adalah unsur estetika yang digunakan pada  banguna tersebut. Sebab di bagian timur saluran air tersebut dibuatlah taman berbentuk miring sepanjang Jl. A. Yani sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline