Belakangan muncul di media massa tentang beberapa pemain timnas Indonesia yang belum dimainkan di Piala Asia 2023. Salah satunya adalah Shayne Pattynama. Media massa mempertanyakan hal itu.
Namun jika dikaji, bukan hanya Shaney Pattynama yang belum dimainkan. Masih ada nama-nama Ramada Sanantha, Nadeo Argawinata, Muhamad Riyandi, Edo Febriansyah, Dimas Drajad, Dendy Sulistyawan, dan Wahyu Prasetyo.
Hingga pertandingan ketiga babak penyisihan grup, nama-nama tersebut belum dimainkan sama sekali. Sedangkan yang sudah dimainkan, ada yang langganan dimainkan, ada pula yang hanya beberapa menit saja.
Menanggapi pertanyaan ini, Shin Tae-yong mengatakan hal itu biasa dan wajar-wajar saja.
"Kami membawa 26 pemain, tapi normalnya yang main 16-18 pemain. Saya piker ini situasi yang sama di tim lain," ungkap Shin Tae-yong dalam konperensi pers, Sabtu (27/1).
Apa yang disampaikan Shin Tae-yong ada benarnya. Harus dibedakan antara sebuah kompetisi dengan turnamen. Sebab keduanya mempunyai atmosfer berbeda.
Dalam kompetisi, rotasi menjadi hal yang wajib. Selain untuk memberi jam bermain para pelapis, rotasi juga menjaga kebugaran pemain. Pelatih leluasa dalam memilih pertandingan ketika akan menurunkan pemainnya.
Namun dalam sebuah turnamen dengan level kelas yang tinggi. Di mana persaingan begitu ketat antar tim, apa yang ada di kompetisi tidak dapat diterapkan.
Dalam Piala Asia 2023, jelas level turnamen sangat tinggi karena bersifat continental. Timnas Indonesia sendiri datang sebagai tim terlemah, minimal dari ranking FIFA ukurannya.
Dalam situasi semacam ini, Shin Tae-yong dituntut cermat dalam memilah dan memilih pemain. Satu kesalahan kecil dapat merusak segalanya. Maka tidak heran jika ada pemain yang menjadi langganan tampil, karena dianggap sudah 'nyetel' dengan tim.