Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Bulutangkis Indonesia Butuh Sosok Seperti Shin Tae-yong

Diperbarui: 6 Oktober 2023   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shin Tae-yong saat memberikan arahan pada pemain timnas U-23 Indonesia (Sumber gambar: pssi.org)

Lengkap sudah 'penderitaan' bulutangkis Indonesia dalam mengarungi tahun 2023. Kegagalan yang dialami tim bulu tangkis dalam Asian Games 2022, menambah panjang puasa gelar yang dialami.

Gelar nomor perorangan maupun beregu, kini jarang terlihat. Coba saja tengok pada laman pbsi.id pada bagian prestasi. Catatan tahun 2023, begitu minim dengan prestasi. Beberapa pemain unggulan yang digadang-gadang menuai prestasi, hasilnya nol.

Pun sama dengan nomor beregu. Ajang Thomas Cup, Uber Cup, Sudirman Cup, maupun ajang bulu tangkis dalam multi event, tidak akrab lagi dengan kita. Semua gelar menjauh. Seperti yang terjadi dalam Asian Games.

Dalam ajang ini, tim bulutangkis beregu Indonesia hancur berantakan. Mirisnya, mereka hancur bukan di partai final, tapi di partai pendahuluan. Seperti tim beregu putri yang hancur di tangah China pada babak pertama.

Di sisi lain, Negara-negara tetangga justru bertabur dengan prestasi. Baik nomor perorangan maupun beregu. Thailand, Korea Selatan, Jepang, bahkan India kini menjadi raksasa baru. Seperti India, siapa yang menyangka akan mampu memeluk Thomas Cup tahun ini.

Gambaran kontardiktif inilah yang terjadi terkait prestasi bulutangkis Indonesia. PR-PR besar yang selama ini tersaji di depan PBSI, tidak satu pun terselesaikan. Alih-alih prestasi yang direngkuh, justru performa para pemain jatuh di jurang paling dalam.

PBSI Butuh 'Shin Tae-yong'

Membawa nama Shin Tae-yong dalam urusan PBSI jelas hal yang aneh. Sosok satu ini ahli di bidang sepak bola bukan bulutangkis. Namun ada satu sisi yang dapat dipelajari dari dia.

Faktor yang paling tampak dari para pebulutangkis Indonesia saat ada pada dua hal. Pertama, stamina dan kedua adalah mental bertanding.

Jika diperhatikan secara mendalam, stamina para pemain saat memasuki rubber game cenderung menurun tajam, disbanding gim sebelumnya. Apalagi jika mereka baru saja merebut gim kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline