Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Soal Essay Beri Ruang pada Siswa untuk Eksplorasi Wawasan yang Dimilikinya

Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana ulangan di sebuah sekolah (Sumber gambar: okezone.com)

Wacana penghapusan soal pilihan ganda dalam sebuah evaluasi di sekolah akhir-akhir ini mengemuka. Anggapan soal pilihan ganda tidak membuat anak menjadi cerdas dan kritis, menjadi salah satu penyebabnya.

Sebagai guru, meski tidak sepenuhnya setuju, saya sependapat. Di lapangan saat sebuah kegiatan evaluasi dilakukan dengan model soal pilhan ganda, dapat dipastikan anak lebih banyak melakukan spekulasi dalam menjawab.

Maka tidak heran jika ada guyonan mengatakan mereka cukup pejam mata, biarkan tangan Tuhan yang membimbing dalam memilih jawaban. Faktanya belum pernah ada anak mendapat nilai nol dalam sebuah tes pilihan ganda.

Saya sendiri dalam melakukan kegiatan evaluasi sering menggunakan soal-soal essay. Dengan menggunakan pilihan soal ini, harapannya adalah anak akan lebih bebas dalam menyampaikan pendapat, ide, atau gagasan yang dimilikinya.

Bahkan secara guyon tapi serius saya katakan, nilai yang akan saya berikan hanya akan diukur dari panjang pendeknya jawaban yang diberikan diberikan. Artinya, semakin panjang jawaban, semakin baik nilainya.

Saat hal ini saya diskusikan dengan teman guru, mereka tersenyum. Beberapa di antaranya mempertanyakan dasar penilaian yang saya lakukan. Disampaikan bahwa hal itu tidak fair.

Namun meski 'diprotes', saya punya pendapat bahwa makin panjang jawaban yang diberikan anak, berarti makin luas wawasan yang dimiliki. Selain itu, jawaban itu menunjukkan kemampuan mereka dalam menyampaikan ide atau gagasan.

Perlu digarisbawahi, kegiatan evaluasi yang saya lakukan berupa essay terbuka. Jawaban berupa opini mereka terhadap soal yang ada, selain itu anak tidak diperkenankan membuka buku.

Saat melakukan koreksi, terungkap fakta menarik. Anak-anak dengan kategori kemampuan akademik rendah ternyata hanya mampu menampilkan jawaban yang pendek. Terkesan mereka kesulitan dalam menyusun kalimat.

Hal ini mungkin dikarenakan wawasan terhadap soal yang diajukan begitu sempit. Sehingga mereka kesulitan saat harus menyusun sebuah opini. Di sisi lain, kemampuan mereka menyampaikan ide secara runtut sangat lemah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline