Manuver Golkar dan PAN yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Raya membuat sebagian orang membaca peta politik menjelang Pilpres tahun depan. Jelas keduanya mengharapkan hasil dari koalisi ini. Apalagi PAN secara terang-terangan mengusung Erick Thohir sebagai cawapres.
Namun, ternyata langkah ini membuat gerah penghuni lama. Siapa lagi kalau bukan Cak Imin dengan PKB-nya. Cak Imin adalah mitra terlama di dalam koalisi ini. Dapat dipastikan pula, Cak Imin sangat berharap dengan 'pertemanan' ini.
Ternyata semua berubah begitu cepat. Deklarai terburu-buru Koalisi Indonesia Raya menjadi Indonesia Maju, ternyata tidak berkenan di mata PKB. Meski pada awalnya mereka mengatakan tidak apa-apa, pada akhirnya mereka terluka.
Puncak dari semua itu adalah kabar bahwa Cak Imin bergabung dengan Nasdem. Pasangan yang diusung adalah Anies Baswedan sebagai capres, dan Cak Imin sebagai cawapres.
Berita ini jelas menjadi berita besar di antara dua koalisi yang ada. Kekhawatiran Prabowo akan hilangnya Cak Imin, pada akhirnya terbukti. Kedatangan Golkar dan PAN, ternyata membuat Cak Imin patah hati.
Di sisi lain, rencana Anies Baswedan berdampingan dengan Cak Imin dalam Pilpres pun menjadi berita besar. Sinyalemen Demokrat seperti yang diungkap Andi Arief ternyata terbukti. Adanya anggapan partai pengkhianat dalam Koalisi Perubahan terbukti.
Sontak Demokrat melakukan langkah atraktif. Beberapa daerah melakukan aksi take down terhadap berbagai baliho AHY dan Anies. Koalisi tampaknya telah patah arang. Demokrat merasa dikhianati dalam langkah Nasdem.
Dinamika lain ternyata terjadi di luar kedua koalisi tersebut. Sebab dengan manuver Cak Imin tersebut, dapat dipastikan konfigurasi koalisi pun bukan tidak mungkin mengalami perubahan. Yang paling tampak adalah langkah PPP yang mencoba mendekati Demokrat.
Demikian pula dengan Demokrat yang bisa saja menghisap pipa perdamaian dengan PDI P. Jika dapat bersatu, bukan tidak mungkin Ganjar Pranowo akan bersanding dengan AHY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H