Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

SBY, Demokrat, dan Lavani

Diperbarui: 20 Maret 2023   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY saat menyaksikan Lavani bertanding di Proliga 2023. (sumber: detiknews.com)

Menyaksikan grand final Proliga 2023 tadi malam, benar-benar memuaskan. Perkembangan olah raga bola voli negeri ini sungguh luar biasa. Kehadiran para pemain asing seperti Leandro, Daudi Okello, Garret Muagututia, dan Jorge Garcia, ternyata berdampak positif pada para pemain Indonesia. Buktinya dalam laga semalam kontribusi pemain local dalam pertandingan terlihat sekali.

Setelah melalui laga sengit semalam, akhirnya Lavani tampil sebagai juara. Keunggulan mereka pada set ke-5, membuat Jakarta Bhayangkara Presisi harus puas di posisi dua. Namun meski hanya di posisi dua, permainan Jakarta Bhayangkara Presisi tidak bisa dikatakan buruk. Terbukti mereka mampu membuat pemain Lavani pontang-panting sepanjang laga.

Selain serunya pertandingan semalam, ada lagi sesuatu yang menarik. Apalagi kalau bukan kehadiran SBY, mantan presiden ke-6 Indonesia. Tampak SBY didampingi sang putra, AHY dan Hatta Rajasa, serta beberapa pengurus Partai Demokrat. Kehadiran SBY dalam laga semalam tentu saja sah-sah saja, sebab Lavani sendiri adalah klub bola voli milik SBY. Otomatis ketika beliau hadir di lapangan murni keinginann sendiri, tanpa ada motif apapun, termasuk motif politik

Demikian pula saat Lavani menggunakan kostum yang didominasi warna biru. Itu pun sah-sah saja. Walaupun ada yang mengaitkan warna biru itu identik dengan Partai Demokrat, partainya SBY. Partai lain pun akan melakukan hal yang sama jika mereka berkesempatan mempunyai sebuah klub olah raga. Nah, uniknya persamaan warn aitu tidak mendatangkan permasalahan bagi Lavani maupun SBY sendiri.

Menyaksikan SBY larut sepanjang pertandingan antara Lavani melawan Jakarta Bhayangkara Presisi, mendatangkan perasaan adem. Sebab penampilan SBY adalah penampilan manusia yang seutuhnya, menikmati sebuah pertandingan seru lengkap dengan segala pernak-perniknya. Mulai dari deg-degan saat Lavani tertekan, berteriak saat Lavani mendapatkan angka, kecewa ketika sang pemain membuat kesalahan, pokonya lengkap.

Sosok SBY malam itu tak ubahnya saat Jokowi hanyut dalam irama lagu Deep Purple seminggu yang lalu. Hentakan tangan di paha serta bibirnya yang ikut melantunkan lirik lagu Deep Purple menghadirkan Jokowi sebagaimana layaknya manusia biasa, bukan seorang presiden. Demikian pula saat Jokowi 'momong' cucu, itu pun adalah Jokowi sebagai seorang kakek seperti orang-orang lain.

Berkaca dari dua tokoh tadi, akan terasa lebih indah rasanya jika mereka mampu memasuki dunia politik layaknya orang menonton pertandingan bola voli. Cukuplah kita menyemangati mereka yang berlaga, bertepuk tangan saat pemain andalan mencapai kesuksesan, di sisi lain menerima dengan sportif saat menderita kekalahan. Tidak perlu mencari kambing hitam sebagai alat untuk membela diri.

Jika pemilu dan pilpres yang akan digelar tahun depan seperti itu, maka mungkin saja tiodak akan terjadi berbagai gesekan antar pendukung. Mungkin pula tidak terjadi saling serang di antara petinggi partai. Sehingga terciptalah sebuah pelaksanaan pemilu yang benar-benar bermartabat.

Lembah Tidar, 21 Maret 2023

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline