Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Meski Gagal, Pencapaian Indonesia Layak Diapresiasi

Diperbarui: 8 Maret 2023   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil kaca mata melawan Uzbekistan tidak mampu membawa Indonesia ke babak 8 besar. (sumber: bolasport.com)

Memimpikan Indonesia tampil sebagai juara Piala Asia adalah sebuah mimpi yang keterlaluan. Masalahnya secara apa pun, hingga saat ini Indonesia belum memenuhi syarat untuk menggenggam gelar ini. Maka sangat logis saat Shin Tae-yong 'hanya' menargetkan Indonesia lolos dari fase grup saja.

Bandingkan saja dengan Vietnam, kampiun sepak bola Asia Tenggara. Dalam perhelatan Piala Asia U-20 tahun ini, mereka pun harus tersingkir secara mengenaskan. Raihan gemilang di dua laga awal, ternyata tidak cukup membawa mereka untuk lolos dari fase grup. Mereka harus kalah karena produktivitas gol dengan Iran dan Australia yang sebenarnya lebih kecil peluangnya.

Kembali pada penampilan Indonesia dalam ajang Piala Asia U-20 kemarin. Rapor yang didapat Shin Tae-yong terbilang lumayan. Mengemas satu kemenangan, satu hasil draw, dan satu kekalahan menjadi raihan yang terbilang cukup bagus. Apalagi lawan yang dihadapi adalah lawan dengan tingkat satu level di atas mereka.

Dalam laga semalam pun, saat meladeni Uzbekistan, apresiasi pun patut kita layangkan. Sebab dari segi apa pun, Indonesia jauh di bawah Uzbekistan. Sepanjang pertandingan, para pemain Indonesia mengalami kesulitan besar dalam memainkan bola dan merebut bola dari kaki para pemain Uzbekistan. 'Kedewasaan' mereka dalam bermain bola, tampak sekali dalam laga semalam.

Walhasil, sepanjang laga Indonesia harus disibukkan dengan cara bertahan. Penguasaan bola yang hanya 40%, menunjukkan kesulitan Indonesia. Demikian pula 16 tendangan, dengan 4 tendangan mengarah ke gawang Daffa, menunjukkan betapa gencarnya serangan Uzbekistan terhadap Indonesia.

Sisi plus apa yang dapat diperoleh dari laga semalam? Sisi pertahananlah yang layak mendapat acungan jempol. Uzbekistan sendiri tampak frustasi dengan apa yang mereka lakukan. Ferari dan kawan-kawan mampu meredam upaya Uzbekistan merobek gawang Daffa. Demikian pula dengan penampilan Daffa, hingga tadi malam terbukti bahwa Daffa kiper masa depan, yang mampu menggeser Cece Supriyadi sebagai kiper utama U-20.

Satu-satunya PR yang belum terpecahkan hingga tadi malam adalah lini depan. Ronaldo Kwateh dan Hoky Caraka boleh dibilang mati kutu. Postur menjulang dan penampilan rapi lini belakang Uzbekistan, menjadi penyebab semuanya. Kedisiplinan lini belakang Uzbekistan sebenarnya menunjukkan bahwa mereka tetap khawatir dengan serangan balik Indonesia, terbukti mereka begitu disiplin dalam menjaga dan mengawal lini depan Indonesia.

Secara keseluruhan progres Indonesia dapat dilihat pada pertandingan tadi malam. Semua kelemahan yang ada saat ditundukkan Irak 0-2 pada laga awal, tadi malam sudah banyak mengalami perbaikan. Terbukti lini belakang mampu bermain dengan solid. Dan ini sudah tampak ketika Indonesia menghadapi Suriah kemarin. Seandainya saja ada Marcelino, mungkin progres yang didapat Indonesia pasti akan lebih keren lagi.

Lembah Tidar, 8 Maret 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline