Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Ada Makam Pengkhianat di Tangga Makam Sultan Agung

Diperbarui: 1 Maret 2023   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu obyek religi yang ada di Yogyakarta, adalah komplek makam raja-raja Mataram di Imogiri. Komplek makam ini terletak di Gunung Merak, Imogiri. Tempat ini disebut juga sebagai 'pajimatan' yang diambil dari kata jimat atau pusaka. Jimat yang dimaksud adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja besar dari Kerajaan Mataram. Beliau dimakamkan di tempat ini.

Saat berkunjung ke tempat tersebut, ada satu hal yang menarik. Saya sendiri dan rombongan, tidak tahu tentang itu. Saat menuju ke makam Sultan Agung, terdapat bagian tangga yang bergelombang. Kami anggap biasa saja, mungkin ada kesalahan saat membangun.

Anggapan ini berubah saag seorang abdi dalem menyebut tangga bergelombang itu juga makam. Ditambahkan lagi bahwa makam itu adalah makam Tumenggung Endranata, mantan Adipati Demak. Jenasah dari Tumenggung Endranata konon dimutilasi, dan dimakamkan di anak tangga tersebut.

Cerita semakin menarik ketika dikatakan bahwa perlakuan tersebut diberikan karena Tumenggung Endranata melakukan pengkhianatan terhadap Sultan Agung. Gara-gara informasi yang diberikan pada Kompeni, upaya Sultan Agung mengusir Kompeni dari Batavia pada tahun 1629 M gagal.

Informasi tersebut terkesan sepele. Namun ketika yang disampaikan adalah posisi logistik pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia, kesan sepele itu hilang. Seperti yang tertulis dalam sejarah, serangan Sultan Agung ke Batavia pada tahun 1628 M gagal gegara masalah logistik. Oleh katen itu pada serangan kedua, Sultan Agung merencanakannya dengan matang. Termasuk di antaranya mempersiapkan pos-pos logistik pendukung pasukan sepanjang Mataram hingga Batavia.

Langkah ini harus diakui sebagai langkah seorang pimpinan militer yang jenius. Kelemahan pada serangan pertama dibenahi setelah melakukan serangkaian evaluasi. Hasil dari evaluasi itu berupa persuaoan dukungan logistik bagi pasukan.

Namun ternyata langkah jenius sang sulrsn justru hancur dari dalam. Tumenggung Endranata yang juga salah satu pimpiman pasukan, membocorkan pos-pos logistio pafa Kompeni. Akibatnya Kompeni mengupah beberapa orang pribumi untuk membakar pos-pos logistik tersebut.

Akibat dari perbuatannya, Tumenggung Endranata dihukum mati. Jasadnya dimutilasi menjadi 3 bagian dan dimakamkan di ujung tangga. Bagi siapa pun orang yang akan ziarah ke makam Sultan Agung dianjurkan untuk menginjak bagian tangga yang bergelombang tersebut. Tujuannya adalah untuk mengingatkan akan perilaku sang pengkhianat tersebut.

Lembah Tidar, 1 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline